Sabtu, 30 April 2011

Nekrosis Pulpa

Skenario
    Wandi ( 25 tahun ) seorang Public relation sebuah hotel datang ke klinik Drg.bambang dengan keluhan gigi depannya berubah warna. Keluhan ini dirasakan sejak 2 bulan yang lalu mulai dari abu-abu yang semakin lama semakin menghitam. Riwayat trauma dibenarkan oleh pasien yaitu sekitar 6 bulan saat ia terpeleset dari kamar mandi yang mengakibatkan timbulnya rasa nyeri di gigi depan. Untuk meredakan rasa sakit yang dialaminya ia meminum obat dengan kandungan asam mefenamat dan berangsur membaik keadaanya.
    Berdasarkan pemeriksaan obyektif  di dapatkan bahwa pada mahkota gigi 11 dan 12 terjadi diskolorisasi. Perkusi : -, tekanan : -, CE : -, selanjutnya Drg.Bambang menjelaskan kondisi tersebut serta ketersedianan waktu perawatan yang membutuhkan kunjungan 2 kali.

untuk solusi kasus ini,silahkan download here

bahan medikamen PSA

Pendahuluan 

Endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut diagnosis serta perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal. Tujuan perawatan endodontik adalah mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya. Ini berarti bahwa gigi tersebut tanpa simtom, dapat berfungsi dan tidak ada tandatanda patologik yang lain.
Perawatan endodontik merupakan bagian dari perawatan konservasi gigi adalah perawatan bagian dalam dari gigi, yang bertujuan untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rongga mulut. Membahas mengenai perawatan endodontik, ada beberapa tahap yang perlu dilakukan sebelum menuju ke tahap perawatan endodontik. Beberapa tahapanltindakan yang harus dilakukan adalah penentuan diagnosis suatu penyakit,penentuan rencana perawatan yang akan dilakukan,kemudian baru menginjak ke tahap perawatan.perawatan terhadap  suatu penyakit tidak boleh dilakukan tanpa didahului penentuan diagnosis yang baik.
Secara umum  perawatan endodontic terdiri dari perawatan kaping pulpa, pulpektomi, pulpotomi, mumifikasi, perawatan saluran akar konservatif dan saluran akar yang terinfeksi dan perawatan endodontik bedah.
Pulpotomi adalah Prosedur pembuangan jaringan pulpa di korona sampai ketinggian pulpa yang masih sehat(kadang sukar ditemukan) serta perdarahannya harus dalam batas normal dan mudah dikendalikan.( Walton n’torabinejad,2006).sedangkan menurut Andlaw n’ Rock ,pulpotomi merupkan suatu prosedur dimana seluruh pulpa bagian mahkota dibuang dengan tujuan menghilangkan semua jaringan pulpa yang terinfeksi,pulpa bagian akar kemudian dirawat .pulpotomi dilakukan terutama pada gigi-gigi vital dengan pulpa terbuka lebih besar dari yang diperbolehkan untuk pulpa capping.
Penelitian-penelitian tentang material-material pengisi maupun sterilisasi yang sering digunakan dalam perawatan pulpa semakin lama semakin berkembang,dimana yang dahulunya dipakai sekarang banyak yang ditinggalkan dengan seiringnya ditemukan adanya penemuan-penemuan baru yang lebih efisien dalam merawat pulpa.Material yang digunakan dalam perawatan pulpa khususnya pulpotomi harus dapat memenuhi tuntutan biologis seperti:dapat mendinsinfeksi dinding kavitas dan tubuli dentin,dapat mencegah injury pulpa dentin dari material restorasi,mendorong penyembuhan organ pulpa-dentin yang mengalami cidera,mencegah penetrasi dan pertumbuhan bakteri,serta dapat menstimulasi pertahanan alami dentin pulpa.
Tidak ada Material yang digunakan dalam perawatan pulpa memiliki sifat yang ideal,tetapi paling tidak material tersebut harus memiliki sifat kompatibel terhadap material restorasi,tidak larut dalam cairan rongga mulut,mencegah konduksi panas maupun dingin dari bahan restorasi metalik,bakteriostatik,serta tidak mengiritasi jaringan periapikal dll.
Karena banyaknya jenis material yang digunakan dalam perawatan pulpa,maka dalam makalah ini penulis ingin membahas tentang contoh-contoh material yang ideal untuk pulpa.


Untuk artikel lengkapnya silahkan download disini

Jumat, 29 April 2011

crossbite

Pendahuluan
Latar Belakang
                Maloklusi adalah bentuk oklusi gigi yang menyimpang dari normal.oklusi menurut dewanto (1993) adalah hubungan kontak antara gigi geligi bawah dengan gigi atas waktu mulut ditutup.oklusi dikatakan normal jika susunana gigi dalam lengkung gigi teratur baik serta terdapat hubungan yang harmonis antara gigi atas dengan gigi bawah,hubungan seimbang antara gigi,tulang rahang terhadap tulang tengkorak dan otot sekitarnya yang dapat memberikan keseimbangan fungsional sehingga memberikan estetika yang baik.penyimpangan tersebut berupa cirri-ciri maloklusi yang macam dan jumlahnya sangat bervariasi pada tiap-tiap individu.ciri-ciri maloklusi diantaranya adalah gigi berjejal(crowded),diastema(ruang antar gigi),crosbite dll.
           Salah satu maloklusi yang sering terjadi pada anak-anak dimasa pertumbuhan adalah crossbite.crossbite merupakan penyimpangan hubungan labiolingual dari gigi geligi maksila terhadap mandibula yang dapat terjadi diregio anterior maupun posterior.kelainan ini dapat melibatkan satu atau beberapa gigi dan dapat terjadi pada satu atau kedua sisi rahang.Crosbite anterior merupakan maloklusi suatu kelainan posisi gigi anterior atas yang lebih ke lingual dibanding gigi anterior bawah,yang dapat melibatkan satu atau beberapa gigi.kejadian ini terjadi pada saat gigi dalam keadaan oiklusi sentrik.(ersoy dan gliddman,2004), sedangkan crossbite posterior merupakan hubungan abnormal dari gigi-gigi posterior secara bukolingual pada rahang atas atau bawah pada saat kedua lengkung gigi berada dalam oklusi sentrik yang dapat terjadi pada satu atau kedua sisi rahang.
          Insiden crossbite anterior memiliki distribusi etnik yang kuat yaitu 10% dari populasi orang jepang.dari hasil penelitian ferguson ditemukan bahwa crossbite anterior dijumpai pada 3% pasien di amerika serikat.penelitian miler menemukan prevalensi crossbite anterior pada gigi permanen sekitar 6-9 %.sedangkan penelitian yang dilakukan brian lee menemukan satu dari dua puluh anak yang mengalami crossbite crossbite adalah crossbite anterior.penelitian yang dialkuakn kutin dan hawes juga mengemukakan bahwa 40 dari 515 anak yang berumur 3-9 tahun yang mengalami crossbite crossbite posterior dengan prevalensi 7,7 %.selain itu penelitian yang dilakukan oleh Nisula Keski,dkkterhadap 489 anak pada masa gigi bercampur terdapat 7,5 %mengalami crossbite posterior.
          Perawatan yang dilakuakn pada saat atau waktu yang tepat akan mencegah terjadinya perkembangan maloklusi yang lebih buruk,persendian temporomandibular yang abnormal dan dapat menyebabkan asimetri wajah.crossbite yang terjadi pada gigi permanen maerupakan kelanjutan dari masa gigi bercampur yang tidak dirawat.pada kasus crossbite anterior yang melibatkan beberpa gigi dapat berkembang menjadi maloklusi kelas III atau unilateral crossbite,oleh karena itu perawatan harus dilakukan sedini mungkin yaitu pada masa gigi bercampur.


Perumusan masalah
Dalam makalah ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
  1. Apakah definisi dari crosbite ?
  2. Apakah klasifikasi dari crossbite ?
  3. Apakah etiologi dari crossbite ?
  4. bagaimanakah akibat atau efek yang dpat ditimbulkan dari crossbite?
  5. Bagaimanakah perawatan dari crossbite?
  6. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
  1. Mengetahui definisi crossbite.
  2. Mengetahui klasifikasi dari crossbite.
  3. Mengetahui etiologi dari crossbite.
  4. Mengetahui akibat atau efek yang dapat ditimbulkan dari crossbite.
  5. Mengetahui perawatan crossbite pada pasien.
    1.      
Pembahasan.
Definisi crossbite.
             Crossbite merupakan penyimpangan hubungan labiolingual dari gigi geligi maksila terhadap mandibula yang dapat terjadi di region anterior maupun posterior dan dapat mengenai satu maupun kedua sisi rahang, serta dapat melibatkan satu atau beberapa gigi.
Klasifikasi dari crossbite.
              Berdasarkan lokasinya crossbite terbagi atas 2 macam yaitu:
  1. Crossbite anterior                                                                                                                   Merupakan maloklusi suatu kelainan posisi gigi anterior atas yang lebih ke lingual dibanding gigi anterior bawah,yang dapat melibatkan satu atau beberapa gigi.kejadian ini terjadi pada saat gigi dalam keadaan oiklusi sentrik.(ersoy dan gliddman,2004).                                                                        Crossbite anterior dapat diklasifikasikan atas 3 macm,yaitu:                                                                Dental crossbite anteriorDental crossbite anterior disebut juga gigitan silang sederhana (simple crossbite) yang melibatkan satu atau dua gigi insisivus maksila,dengan profil wajah lurus pada oklusi sentrik.analisa sefalometri menunjukan hubungan skeletak yang baik.kelainan ini terlihat pada overbite dan overjetnya dan masih dalam hubungan molar kelas I dan pasien dapat menutup mulut tanpa adanya hambatan.
Dental crossbite anterior dapat dapat terjadi karena adanya inklinasi abnormal dari satu atau lebih gigi geligi di rahang atas sehingga posisinya lebih ke lingual.
Inklinasi ini dapat terjadi karena
Traumatic injury pada gigi desiduinya.
Dapat mengakibatkan sebagian atau seluruh gigi sulung masuk kedalam tulang alveolar dan mendorong benih gigi permanen yang ada dibawahnya.keadaan ini menyebabkan perubahan arah pertumbuhan gigi tetap ke palatal.
Gigi desidui yang persistensi
Dapat menghambat jalan erupsi gigi permanen penggantinya sehingga menyebabkan arah pertumbuhan gigi permanen berubah kearah palatinal
Panjang lengkung rahang yang tidak sesuai dengan ukuran mesio distal dari gigi geligi.keadaan yang dipengaruhi oleh factor genetic ini mengakibatkan tidak tersedianya yang cukup untuk pertumbuhan gigi sehingga arah pertumbuhan arah gigi tetap kearah palatinal.
Gigiberlebih (supernumery teeth)
Mesiodens tumbuh diantara gigi insisivus sentralis dan berada dalam lengkung gigi menyebabkan gigi insisivus sentralis kekurangan tempat untuk erupsi.
Adanya celah bibir.
Kebiasaan jelek menggigit bibir atas.
Dapat menekan gigi anterior rahang atas ke palatal dan gigi anterior rahang bawah ke labial.
Fungsional crossbite anterior.
Keadaan ini dapat terjadi karena adanya pergeseran mandibula yang diakibatkan oleh gangguan oklusi sehingga menyebabkan crossbite anterior.
Profil wajah dapat lurus maupun konkaf,hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan arah pergerakan rahang bawah karena adanya hambatan atau kebiasaan buruk seperti bernafas melalui ulut dan menggigit bibir atas.
Skeletal crossbite anterior.
Kejadia ini disebabkan karena pertumbahan rahang atas dan rahang bawah yang tidak proporsional.seperti rahang bawah lebih besar(prognatik) atau rahang atas yang retraksi.kelianan ini merupakan maloklusi kelas III dengan profil wajah konkaf.umumnya kelainan ini disebabkan oleh factor keturunan atau perkembangan dari crossbite dental yang tidak dirawat.
Crossbite anterior ini umumnya terjadi akibat adanya pertumbuhan mandibula yang berlebihan.
Tipe maloklusi ini disebabkan factor genetic yang diwariskan dan biasanya mempunyai tanda karakteristik mandibula prognasi(berlebih),hubungan molar kaninus kelas III,serta gigi insisivus mandibula yang posisinya lebih ke labial terhadap gigi insisivus maksila.bila maloklusi kelas III dijumpai pada masa gigi bercampur atau pada masa gigi permanen sebaikanya dirujuk ke ahli ortodontik sesegera mungkin.
Crossbite posterior.
crossbite posterior merupakan hubungan abnormal dari gigi-gigi posterior secara bukolingual pada rahang atas atau bawah pada saat kedua lengkung gigi berada dalam oklusi sentrik yang dapat terjadi pada satu atau kedua sisi rahang.
Crossbite posterior dapat diklasifikasikan atas 3 macam yaitu:
Dental crossbite posterior.
Dental crossbite posterior dapat terjadi akibat gigi mengalami tipping dan membentuk crossbite.walaupun letak gigi pada lengkung rahang tidak tepat namun tidak terdapat kelainan skeletal atau penyimpangan fungsi mandibula.biasanya dental crossbite posterior dalam perkembangannya melibatkan molar pertama permanen maksila yang erupsi ke arah lingual.kontak oklusi mengakibatkan molar pertama permanen maksila tipping ke lingual dan molar pertama mandibula tipping ke bukal.
2. fungsional crossbite posterior.
Fungsional crossbite posterior memperlihatkan pergeseran pergeseran mandibula ke lateral saat menutup akibat adanya hambatan oklusal.pergeseran ini menyebabkan penyimpangan garis median mandibula yang biasanya menghasilkan unilateral crossbite dan rotasi kondilus ke arah yang mengalami crossbite.fungsional crossbite posterior dapat dilihat pada saat mandibula membuka dan menutup.garis median maksila dan mandibula yang sejajar pada saat terbuka menjadi tidak sejajar pada saat oklusi.garis median mandibula dapat bergeser ka kanan atau kekiri dari median maksila.peregeseran mandibula ke lateral inilah yang mengakibatkan crossbite posterior.
Skeletal crossbite posterior.
Skeletal crossbite posterior ditimbulkan oleh perbedaan hubungan skeletal maksila dan mandibula dalam arah tranversal.perbedaan hubungan skeletal ini disebabkan oleh factor keturunan yang biasanya mengakibatkan bilateral lingual crossbite dengan peneyempitan lengkung maksila.
Garis median kedua rahang sejajar dengan garis median wajah saat membuka dan menutup mulut serta tidak terdapat penyimpangan fungsional.
Berdasarkan bentuk anatomi ,sim mengkalsifikasikan crossbite dalam 3 macam,yaitu:
Lingual crossbite ;tonjol bukal gigi posterior maksila beroklusi pada permukaan oklusal gigi posterior mandibula.
Full lingual crossbite:posisi keseluruhan gigi posterior maksila beroklusi kea rah lingual gigi posterior mandibula.
Lingual crossbite dan full lingual crossbite disebut juga lateral crossbite yaitu gigi posterior maksila beroklusi ke arah lingual terhadap gigi posterior mandibula.
Bukal crossbite: bagian palatinal gigi posterior maksila beroklusi pada bagian bukal gigi posterior mandibula yang disebut juga dengan scissor bite.
Etiologi crossbite.
Dental crossbite anterior dapat disebabkan adanya inklinasi abnormal,dimana ini terjadi karena:
Traumatic injury pada gigi desiduinya.
Dapat mengakibatkan sebagian atau seluruh gigi sulung masuk kedalam tulang alveolar dan mendorong benih gigi permanen yang ada dibawahnya.keadaan ini menyebabkan perubahan arah pertumbuhan gigi tetap ke palatal.
Gigi desidui yang persistensi
Dapat menghambat jalan erupsi gigi permanen penggantinya sehingga menyebabkan arah pertumbuhan gigi permanen berubah kearah palatinal
Panjang lengkung rahang yang tidak sesuai dengan ukuran mesio distal dari gigi geligi.keadaan yang dipengaruhi oleh factor genetic ini mengakibatkan tidak tersedianya yang cukup untuk pertumbuhan gigi sehingga arah pertumbuhan arah gigi tetap kearah palatinal.
Gigi berlebih (supernumery teeth)
Mesiodens tumbuh diantara gigi insisivus sentralis dan berada dalam lengkung gigi menyebabkan gigi insisivus sentralis kekurangan tempat untuk erupsi.
Adanya celah bibir.
Kebiasaan jelek menggigit bibir atas.
Dapat menekan gigi anterior rahang atas ke palatal dan gigi anterior rahang bawah ke labial.
Fungsional crossbite anterior dapat terjadi karena:
Kebiasaan buruk seperti bernafas lewat mulut.
Dapat mengakibatkan kehilangan kunci oklusi sehingga tidak ada koordinasi erupsi gigi anterior rahang atas dengan gigi anterior rahang bawah dan bisa menyebabkan kontak premature.
Skeletal crossbite anterior dapat terjadi karena:
Herediter/genetic ( keturunan)
Dampak lanjut dari dental crossbite anterior yang tidak dirawat.
Efek atau akibat dari crossbite.
Efek yang dapat timbul akibat crossbite antara lain:
Menimbulkan gangguan estetik (membuat penampilan menjadi kurang menarik)
Traumatic oklusi.
Dapat menimbulkan maloklusi yang lebih parah bila tidak dirawat dengan segera.
Crossbite anterior biasanya dapat menyebabkan atrisi yang berlebihan dari anterior gigi rahang atas dan rahang bawah dengan ditandai dengan adanya pengikisan enamel pada permukaan labial dan lingual dari gigi-gigi yang terlibat.
Biasanya menyebabkan kelainan periodonsium berupa inflamasi gingival.
Gigi tumbuh berjejal.
Gangguan fungsional pada pergerakan rahang bawah dan gangguan pertumbuhan rahang bawah.pergeseran rahang bwah ke anterior yang terjadi secara terus menerus dapat merubah pola pertumbuhan wajah,dorongan yang berlebihan dari kondilus dan muscular dari TMJ dapat mengakibatkan pertumbuhan rahang bawah yang berlebihan dan gigi anterior yang terkunci di lingual dapat menghambat pertumbuhan rahang atas.
Gangguan psikologis,yaitu anak menjadi kurang percaya diri terhadap penampilannya.
Perawatan crossbite.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan perawatan crossbite anterior yaitu: adanya runagn yang cukup di daerah mesio distal,overbite cukup.
Ada 2 alat yang dapat digunakan untuk mengoreksi crossbitea anterior.
Pesawat Fix
Lingual arch wire
Lingual arch wire merupakan alat tehnik cekat yang menggunakn spring atau helical spring yang dipatrikan pada lingual arch.pesawat ini secara bersamaan akan mengontrol ruangan dan mengoreksi crossbite.meskipun peasawt ini disemenkan pada daerah molar,untuk dapat mengaktifkan dapat dilakukan diluar mulut denagn mengeluarkan dan melepaskan alat tersebut.
Light wire appliance.
Pesawat ini menggunakan tekanan yang ringan.gigi insisivus yang terkunci akan ditarik ke arah labial dengan menggunakan light wire appliance.cara ini berguna untuk merotasi gigi atau meleveling gigi insisivus maksila.
Coper Ni-Ti arch Wire.
Caranya yaitu pemasangan bracket tambahan didaerah lingual gigi yang crossbite.hal ini dapat dilakukan bila pemasanagn bracket tidak dapat dilakukan didaerah labial dari gigi yang crossbite.
Pesawat Removable.
Inclined plane.
Perawatan dental anterior crossbite yang melibatkan 1 atau 2 gigi dapat dilakukan dengan inclined bite plane yang disemenkan pada insisivus anterior mandibula.pesawat ini dapat dibuat pada model rahang atau dapat dilakukan langsung pada gigi pasien dalam satu kunjungan.pembuatannya harus menutupi keenam gigi anterior bawah (bila kaninus susu masih ada)dipoles dan disemenkan ditempatnya.hal ini untuk mencegah gerakan ke lingual dari gigi inisivus bawah selama perawatan.
Walaupun inclined bite plane mudah dibuat,kerugian dari cara ini dapat menyebabkan open bite bila pemakainnya lebih dari 2 atau 3 minggu.selain itu insisivus mandibula yang posisinya di labial akibat crossbite tidak dapat didorong ke labial.
Tipe lain incline bite plane adalah berupa pesawat lepas yang mempunyai retensi diderah posterior dengan penebalan akrilik di belakang insisivus atas yang dibuat miring 45 °.
Pesawat lepas Hawley
Pesawat ini diguanakn untuk mengoreksi crossbite anterior yang melibatkan 1 atau lebih.pesawat Hawley adalah berupa pesawat lepas dengan komponen-komponennya yang berbentuk S,heliks ganda atau skrup untuk mendorong gigi yang mengalami crossbite ke labial dengan penambahan spring.klamer retensi dapat berupa rush anchor,adams dan tipe C.lengkung labial fungsinya adalah untuk mengontrol posisi gigi inisisivus yang telah dikoreksi dan mencegah pergerakan gigi.posterior bite pline ditambahkan didaerah posterior untuk membuka gigitan agar gigi yang mengalami crossbite dapat ditolak ke labial.
Model Pembuatan pesawat dilakukan dengan model gips keras.kemudian resin akrilik cold cure digunakan untuk menahan pegas dank lamer retensi sehingga memberikan penutupan dan dukungan palatal.pasien memakai piranti sehari penuh kecuali saat menyikat gigi.pengaktifan pegas harus dilakukan 1,5 mm sampai 2 mm setiap 1 atau 2 minggu.kenberhasilan perawatan dengan metode ini sangat tergantung pada kerjasama pasien.patah atau hilangnya pesawat ini adalah masalah yang sering terjadi.pasien dan orang tua harus diajarkan cara pemasanagn dan pembersihan piranti ini.bila crossbite telah terkoreksi,pegas dibuang dan bagian tersebut diisi dengan akrilik yang selanjutnya dipakai sebagai alat retensi.
Alat khusus.
Alat lain yang dapat digunakan untuk mengoreksi crossbite anterior adalah:
Tongue Blade.
Dental crossbite anterior yang melibatkan satu gigi dapat dirawat dengan tongue blade.pasien diinstruksikan untuk menempatkan tongue blade 45 ° dibelakang gigi yang mengalami crossbite dan mengguankan insisivus bawah sebagai tumpuan,sehingga mendorong gigi maksila ke arah labial.hal ini dilakukan 1 atau 2 jam sehari selama 10 atau 14 hari.
Keuntungan cara ini adalah tidak terlalu membutuhkan waktu yang lama selain itu harganya juga lebih murah.tongue blade sangat baik bila digunakan pada gigi yang baru erupsi.keberhasilan dan prognosis sesuai dengan kerjasama pasien dan orang tuanya.kerugiannya adlah besar dan arah kekuatan tidak memiliki control yang baik sehingga dapat menimbulkan gangguan perkembangan akar gigi.
Mahkota stainless stell yang terbalik.
Mahkota stainless stell dibuat oleh pabrik dalam berbagai ukuran dan memiliki bentuk anatomis yang sesuai dengan gigi asli.
Alat ini dipasangkan dengan menyemenkan anterior stainless stell crown secara terbalik pada gigi insisivus sentralis atas yang crossbite.dimana permukaan labial menghadap ke palatal dan permukaan palatal menghadap ke labial.
Keuntungan cara ini adalah mudah melakuakannya ,dapat dilakukan dalam 1 kunjungan saja.kerugiannya yaitu semen perekat stainless crown itu dapat terlepas pada waktu perawatan.selain itu bila gigi insisivus baru erupsi maka SSC sulit untuk dipasangkan.
Ada beberapa pertimbangan yang harus diketahui sebelum perawatan crossbite posterior dilakukan yaitu harus terdapat ruangan yang mencukupi dalam lengkung gigi agar pergeseran gigi yang mengalami crossbite dapat kembali normal.
Berikut ini adalah beberapa cara perawatan crossbite posterior:
Perawatan Fix
Penyesuaian bidang oklusal dengan pesawat W-arch.
Pesawat ini merupakan pesawat cekat dan dilakukan pengaktifan setiap 3 minggu.pengaktifan pesawat ini harus dilakukan dengan hati-hati.pengaktifan yang berlebihan akan membuka sutura palatine dan menimbulkan rasa sakit pada pasien.
Pesawt ini dapat dimodifikasi dengan taji-taji digunakan untuk mencrgah kebiasaan menghisap jari dan merawat dental bilateral crossbite.
Minnesota expander.
Cara ini dipakai untuk mengoreksi skeletal bilateral crossbite maksila yang sempit .keuntungan dari pesawat ini adalah kekuatan dapat dikontrol.pasien harus beradaptasi dalam mengguanakn pesawat ini karena sangat mengganngu lidah sewaktu penelanan.lama perawatan 14 sampai 28 hari.
Perawatan removable.
Cross elastic.
Digunakan untuk merawat unilateral dental crossbite yang melibatkan 1 atau dua gigi.cross elastic ini dipakai sampai crossbite terkoreksi.penempatan hook dan band tergantung pada keadaan crossbite.bila crossbite adalah lingual crossbite atau pun full lingual crossbite maka hooknya dipasanga pada permukaan lingual band maksila dan permukaan band mandibula.
Keuntungan perawatn ini adalah pemakiannya relative mudah untuk menggerakkan gigi maksila maupun mandibula.
Pesawat Hawley.
Pesawat ini dapar merawat bilateral crossbite maupun unilateral croosbite.bila crossbite telah terkoreksi dianjurkan untuk memaki retainer selama 6 bulan.






PENUTUP.
Kesimpulan:
Dari makalah ini penulis dapat menyimpulkan bahwa:
Crossbite merupakan penyimpangan hubungan labiolingual dari gigi geligi maksila terhadap mandibula yang dapat terjadi di region anterior maupun posterior dan dapat mengenai satu maupun kedua sisi rahang, serta dapat melibatkan satu atau beberapa gigi.
Crossbite menurut lokasinya dibagi menjdi 2 macam yaitu:crossbite anterior dan posterior.
Menurut bentuk anatomi dibagi manjadi 3 yaitu: lingual crossbite,full lingual crossbite dan buccal crossbite.
Perawatan crssbite disesuaikan dengan kasus serta keparahan crossbitenya.

tehnik rontgent

rontgent digunakan untuk:

1. Untuk mendeteksi lesi contohnya kista,lesi periradikuler.

2. Untuk membuktikan suatu diagnose penyakit.

3. Untuk melihat lokasi lesinya.

4. Menyediakan informasi yang menunjang prosedur perawatan (Informasi penunjang.)

5. Mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi.

6. Melihat Adanya karies,trauma, dan lesi di periodontalnya

7. Sebagai alat dokumentasi data rekam medis yang diperlukan sewaktu-waktu.
·
Tekniknya rontgent ada 2 yaitu;

1.Teknik rontgent intra oral
Dibagi menjadi 3 teknik yaitu:

a.Teknik Periapikal:digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota,serta akar gigi dan tulang pendukungnya.
b.Teknik Bite Wing:digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan bawah daerah anterior dan posterior sehigga dapat digunakan untuk melihat permukaan gigi yang berdekatan dengan puncak tulang alveolar.Teknik pemotretannya yaitu pasien dapat mennggigit sayap dari film untuk stabilisasi film di dalam mulut.
c.Teknik Oklusal:digunakan untuk melihat area yang luas baik di rahang atas maupun rahang bawah dalam satu film.Film yang di gunakan adalah film oklusal,dengan teknik pemotretan yaitu pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan atau menggigit bagian dari film tersebut.

2.Teknik rongent ekstra oral
Terdiri dari
a.Teknik Panoramik:foto rontgent ekstra oral yang menghasilkan gambaran yang memperlihatkan struktur facial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya.foto ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi,pola erupsi,pertumbuhan dan perkambangan gigi geligi,mendeteksi penyakit dan mengevalasi trauma.
b.Teknik Lateral:digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka,diagnosa fraktur,dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka.

c.Teknik posterior-anterior:digunakan untuk melihat keadaan penyakit,trauma,atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak.foto ini dapat memberikan gambaran struktur wajah seperti sinus frontalis,ethmidalis,fossa nasalis dan orbita.

d.Teknik Anterior-Posterior:digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila dan mandibula ,gambaran sinus frontalis,sinus ethmoidalis,serta tulang hidung.

e.Teknik Cephalometri:digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma penyakit dan kelainan pertumbuhan dan perkembangan.Foto ini dapat digunakan untuk melihat jaringan lunak,naso faringeal,sinus paranasal,dan palatum keras.

f.Teknik Proyeksi Waters:digunakan untuk melihat sinus maksilaris,sinus ethmidalis,sinus frontalis,sinus orbita,sutura zygomatiko frontalis,serta rongga nasal.
g.Teknik Proyeksi Reverse Towne:digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami perpindahan tempat serta dapat digunakan untuk melihat dinding postero lateral pada maksila.

h.Teknik Proyeksi Submento Vortex:digunakan untuk melihat dasar tengkorak,posisi kondilus,sinus sphenoidalis,lengkung mandibula,dinding lateral sinus maksila,dan arcus zygomatikus.

Kamis, 28 April 2011

Pulpa dan Pulpotomi


·         Pulpa
1.      Factor yang mengiritasi pulpa:
Sumbernya grossman
a.       Fisis
Yang termasuk dalam sebab fisis ada 3 yaitu:
Ø  Injuri Mekanis:injuri ini biasanya disebabkan oleh trauma dan pemakaian patologik gigi.
-          Trauma dapat disertai atau tidak disertai oleh fraktur mahkota atau akar.trauma lebih sering terjadi pada anak-anak.trauma biasanya terjadi karena pukulan keras pada gigi waktu berkelahi,olahraga,kecelakaan dan kebiasaan buruk seperti bruksism.
-          Selain itu kadang beberapa prosedur dlm KG dpt melukai pulpa seperti:preparasi kavitas ,ekscavasi,dll.
-          Pemakaian patologik maksudnya adalah penggunaan gigi secara berlebihan atau salah(contohnya: abrasi,atrisi dan tekanan oklusal yang berlebihan.)
-          Sindroma gigi retak yaitu adanya fraktur atau retak pada email yang lama kelamaan dapat merambat ke dentin yang kemudian ke pulpa.untuk malihat retak pada email dapat manggunakan zat pewarna atau transluminasi.
-          Radiasi laser dapat menyebabkan perubahan degenerative pada pulpa.
-          Reaksi pulpa terhadap tumpatan seperti tumpatan amalgam perak,amalgam tembaga,silikat dan komposit.dimana makin dalam kavitas,makin besar kerusakan yang disebabkan tetapi pada kebanyakan kasus pulpa akan sembuh kembali karena dentin dapat membentuk dentin reparative.
Ø  Termal
Contohnya panas karena preparasi kavitas yang tidak diberi pendingin,panas gesekan selama pemolesan,proses pengerasan semen(injuri sementara pada pulpa),perubahan temeperatur dari makanan seperti habis makan atau minum panas langsung minum atau makan-makanan yang dingin.
-          Listrik :arus galvanic dari tumpatan yang tidak sama.
-          Barodontalgia:nyeri gigi yang terjadi pada tekanan atmosferik yang rendah (tekanan yang rendah).contohnya pegunungan dan penerbangan.(anggi dan sela)
b.      Kimiawi
contohnya adalah bahan restorasi semen silikat,pembersih kavitas asam sitrat,etsa asam pada aplikasi resin komposit,bahan sterilisasi seperti alcohol,kloroform.
c.       Bakterial
Bakteri dapat masuk kedalam pulpa dengan melewati karies dan bisa juga melalui kecelakaan.bakteri yang sering ditemukan dalam pulpa adalah streptococcus dan staphylococcus.
Bakteri dapat masuk kedalam pulpa melalui 3 cara yaitu:
-          invasi langsung ke dentin contohnya melalui karies,fraktur,terbukanya pulpa melalui preparasi(kontaminasi smear layer),atrisi dan abrasi.
-          invasi melalui pembuluh darah atau limfatik yang terbuka.ini berhubungan dengan infeksi pada jaringan periodontal,infeksi gusi.
-          invasi melalui darah.(grossmann et all)
Sumber rasinta tarigan.
Menurut buku perawatan pulpa gigi penyebab dari penyakit pulpa ada 2 yaitu:
a.       Penyebab yang tidak berhubungan dengan prosedur dentistry.
·         Bakteri.
Penyebab utama karies adalah mikroorganisme dan  produknya,menurut branstrom dan lind(1965) reaksi pulpa dapat terjadi pada lesi dini dentin.dengan berlanjutnya proses karies walaupun pulpa belum terkena sel-sel peradangan akan mengadakan penetrasi ke pulpa melaui tubulus dentin yang terbuka sehingga jika karies sudah meluas mengenai pulpa itu berarti telah terjadi peradangan kronis.
Selain itu peradangan pulpa juga dapat terjadi pada penyakit periodontal baik yang disertai pocket yang dalam maupun pocket yang kurang dalam tetapi disertai saluran akar lateral.
·         Mekanis.
Cedera pulpa dapat terjadi karena atrisi,abrasi,trauma.trauma dapat terjadi karena pukulan paada wajah(adanya fraktur) jika pulpa terbuka maka kuman dapat masuk dan menyebabkan peradangan pulpa.
·         Kimiawi.
Kerusakan pulpa dapat terjadi oleh karena bahan2 yang bersifat asam.
b.      Penyebab yang berhubungan dengan prosedur dentistry.
·         Pada Mekanis.
Pengambilan jaringan dentin selama preparasi kavitas dapat menyebabkan cedera pulpa terutama terutama pada pemakaian bur dengan kecepatan tinggi.
Salah satu factor yang memegang peranan penting dalam cedera pulpa adalah ketebalan dentin,yaitu makin dalam kavitas iritasi akan semakin besar.dengan pendinginan atau semprotan air kerusakan pulpa dapat dihindari.
Pada saat pembuangan jaringan karies apabila pemakaian instrument kurang hati2 kadang2 dapat juga menyebabkan terbukanya pulpa yang diikuti dengan kontaminasi kuman.salah satu lain adalah restorasi yang dapat menyebabkan oklusi traumatic.pesawat ortodonti juga dapat merusak jaringan pulpa.(preparasi kavitas menyebabkan terbukanya tubulus dentin dan odontoblas menjadi terparalisis kareana keluarnya cairan melalui tubulus dentin.




·         Termal.
Cedera pulpa karena termal ini biasany terjadi karena pemakian bur tanpa semprotan pendingin,transmisi panas yang disebabkan waktu memoles restorasi logam,semen(eksotermis).
·         Kimiawi.
Reaksi pulpa biasanya terjafdi pada restorasi yang berkontak langsung dengan dasar kavitas.bila kavitasnya dangkal biasanya akan terbentuk dentin reparative,tetapi bila kavitasnya dalam biasnya menyebabkaan peradangan pulpa.
Contohnya:
Ø  Semen silikat karena keasamannya.
Semen silikat fungsinya restorasi gigi anterior dan bahan perekat untuk perawatan orto dan sebagai restorasi jangka menengah.
Sifat biologinya:phnya adalah kurang dari 3bila dimasukkan kedalam kavitas dan akan tetap dibawah 7 sampai beberapa bulan.karena asamnya inilah pemakaian semen ini perlu adanya perlindungan pulpa.
Ø  Semen seng fosfat karena keasamannya.
Keasaman seng fosfat juga cukup tinggi pada saat protesa ditempatkan pada gigi.dua menit waktu pengadukan ph semen naik 5,5 hingga 24 jam.jika adukannya encer maka ph akan lebih rendah.pada penelitian seng fosfat yang dibuat dengan cairan asam fosfor radioaktifmenunjukan beberapa gigi,asam dari semen dapat menembus ketebalan dentin sampai 1,5 mm.jika dentin tidak dilindungi dengan pelindung pulpa maka akan pulpa dapat cidera.
·         Electric.
Adanya tumpatan logam dengan bahan yang berbeda misalnya emas dengan amalgam.bahn tuympatan ini yang berbeda ini dapat berkontak sewaktu mastikasi  yang ini dapat menyebabkan adanya aliran listrik.selain itu tumpatan ini tanpa berkontak juga dapat menyebabkan iritasi yaitu karena adanya aliran saliva yang mengandung elektrolit.

 Endodontic pada anak.
·         Akibat proses karies.
Kerusakan gigi pada anak biasanya disebabkan karena karies (untuk posterior)sedangkan pada gigi anterior lebih disebababkan karena adanya truma.
Bila proses karies meluas dari email ke dentin akan dibentuk dentin sklerotik oleh aposisi mineral intra dan interdentin.sedangkan dentin reparative atau dentin tersier yang disekresikan oleh sel pulpa tipe mesenkim yang berdiferensiasi menjadi odontoblas baru.jika proses karies berlangsung lebih cepat daripada pembentukan dentin reparative,pembuluh darah pulpa akan melebar dan terlihat sel inflamasi yang menyebar terutama didaerah yang bersebelahan dengan tubuli dentin yang terlibat.selama pulpa belum terkena,karies dan restorasi kavitas dapat mengembalikan kesehatn pulpa.(whitwotrh dan Nunn 1997)jika karies tetap tidak terawatt akhirnya pulpa akan terbuka.
·         Akibat prosedur operatif.
Reaksi pulpa terhadap prosedur operatif dapat bersifat ringan dan berat,bergantung pada tehnik yang digunakan.jika tehniknya lembut
Reaksinya akan ringan,dan hanya terjadi perubahan kecil pada lapisan odontoblas yang dapat diobservasi sebagai akumulasi cairan.pada prosedur operatif yang berat inti odontoblas dapat tersedot kedalam tubuli dentin yang dapat menimbulkan perdarahan dan inflamasi yang meluas dan kadang menimbulkan nekrosis pada pulpa(Fulks 1994)
Pada tehnik yang lembut digunakan pendinginan yang memadai dan tekanan minimal.preparasi kavitas tanpa menggunakan pendingin dengan air akan mengakibatkan perubahan pulpa yg ireverisbel karena panas dari ujung bur.
Untuk mencegah timbulnya panas dan kerusakan pulpa maka perlu dilakukan hal2 sebagai berikut:
Ø  Preparasi kavitas harus sedangkal mungkin dengan tetap mempertahankan prinsip preparasi kavitas.
Ø  Penggunaan bur yang kecil dan tajam.
Ø  Pendinginan yang memadai dengan tekanan yang minimal.
Ø  Pengeringan dentin yang berlebihan dengan semprot udara sedapat mungkin dapat dihindari.

2.      Pemeriksaan pulpa(vital dan tidak vital):
§  Inspeksi : Dengan memeriksa dan memelihat keadaan rongga mulut yang mengalami pembengkakan, pewarnaan, tambalan yang pecah dll.
§  Perkusi:gigi diberi pukulan cepat dan keras,mula-mula dengan jari tangan yang kemudian dengan tangkai instrument.
Perkusi urutan giginya harus diubah-ubah biar tidak terjadi bias.(perkusi untuk pemeriksaan periodontal).
Kepekaan perkusi menunjukan bahwa peradangan telah meluas melewati gigi ke dalam jaringan penyangga.
§  Palpasi:melakukan tekanan dengan tangan/jari untuk melihat adanya pembengkakan.pembengkakan ini biasa terjadi pada gigi non vital.
§  Tes mobilitas dan depresibilitas.
Tes mobilitas dengan cara menggerakan suatu gigi kearah lateral dari soketnya dengan menggunakan jari atau instrument.mobilitas gigi sulung dapat terjadi seabgai akibat proses fisiologis atau patologis.resorpsi akar secara fisiologis lebih dari ½ panjang akar merupakan kontra indikasi pulpa dan pencabutan.(Kennedy,1976).mobilitas patologis disebabkan oleh resorpsi akar atau tulang(keduanya) dan keadaan ini biasanya non vital.resopsi tulang ditandai adanya radiousensi periapikal atau interradikuler atau furkasio pada radiogram.
depresibilitas dengan cara menggerakan suatu gigi kearah vertical dalam soketnya.derajat 3 biasanya menandakan adanya abses apical.
Palpasi, perkusi, mobilitas dan depresibilitas digunakan untuk menguji keutuhan ikatan ligament dan tulang dan tidak didiagnosis bila penyakitnya terbatas pada ruang pulpa gigi tetapai untuk menguji periodonsium.

§  Radiografi untuk menunjukan adanya pegeroposan tulang dan gigi.
§  Tes  vital
-          listrik:menguji vitalitas pulpa yaitu untuk merangsang respon pulpa.pengujian ini tidak dapat dilakukan pada gigi dengan restorasi yang tertutup penuh karena stimulus listrik tidak dapat melalui bahan restorasi seperti akrilik,keramik.
-          Termal : Tes dengan menggunakan aplikasi dingin dan panas.
Tes dingin biasanya dengan menggunkan chlor etil sedangkan tes panas dengan menggunakan air panas.
Tes ini lebih sering menggunakan CE/aplikasi dingin.
Hasil tes ini dapat dipengaruhi oleh:
Ø  Gigi dengan restorasi dan suatu bahan dasar proteksi pulpa yang luas.
Ø  Gigi yang belum lama mengalami truma.
Ø  Gigi yang belum lama erupsi dengan pembentukan akar yang tidak lengkap.
Ø  Obat-obat sedative yang digunakan pasien.
Ø  Pasien dengan rasa ambang rasa sakit yang luar biasa.

§  Tes anestetik : Dengan menganestesi semua gigi satu persatu hingga rasa sakit giginya hilang.
§  Tes kavitas : tes ini adalah dengan cara mengebur dengan tekanan yng rendah tanpa diberi pendingin serta anestesi.tetapi tes ini tidak diindikasikan pada perawatan endodontic.(groosmann et all)

3.      Bentuk pertahanan:
Ø  Tubulus dentinalis mengandung prosesus odontoblas dan cairan yang berasal dari pembuluh darah pulpa.stimulus dihantarkan dari permukaan gigi ke serabut sarf yang berada didalam pulpa dibawahnya melalui cairan yang berada di dalam tubulus dentin.menurut teori hidrodianmika mengenai sensitivitas dentin,pemajanan permukaan gigi terhadap dingin atau panas menyebabkan kontraksi atau ekspansi cairan didalam tubulus sehingga tercipta daya hidrolik.sehingga menyebabkan aliran keluar yang cepat dari cairan yang berada di dalam tubulus dentin.pergerakan cairan ini adalah mekanisme transduksi yang mempengaruhi ujung sarf sensoris mekanoreseptif mengeluarkan sinyal nyeri
Ø  Dentin tersier (reparative).
Dentin ini merupakan suatu mekanisme pertahanan yang utama.ini adalah cara alamiah untuk menutup luka atau penyakit pada tubulus dentin dipermukaan pulpa(menghilangkan efek dari atrisi,karies,trauma).
Tubulus dentin yang terletak dibawah lesi karies sering tertutup sebagian mineral suatu kejadian yang menyebabkan sklerosis dentin.sklerosis ini menyebabkan permeabilitas menjadi turun.selainitu pengeringan juga dapat menyebabkan mengalirnya cairan keluar dari tubulus secara cepat.pergerakan cairan keluar juga dapat megakibatkan perpindahan odontoblas,odontoblas terlepas dari odontoblas dan terdorong keluar ke dalam tubulus dentin.
·         Pulpotomy
1.      Definisi:
·         pengambilan jaringan pulpa bagian korona dengan cara bedah,biasanya diikuti perlekatan obat2an pada orifis pada gigi yang masih vital.obat2nya adalah:kalsium hidroksida,formokresol.
·         Pulpotomi adalah pengambilan pulpa mahkota secra bedah(ilmu endodontic dalam praktek,Louis Grossman,et all.)
·         Pemotongan jaringan pulpa pada bagian koronal yang mengalami infeksi(perwatan pulpa gigi,rasinta tarigan)
·         Pengambilan seluruh pulpa bagian korona gigi dengan pulpa terbuka karena infeksi.(perawatan endodontic pada anak,arlia budiyanti)
·         Suatu operasi aman dan berguna untuk memelihara vitalitas pulpa radikular.
·         Prosedur pembuangan jaringan pulpa di korona sampai ketinggian pulpa yang masih sehat(kadang sukar ditemukan) serta perdarahannya harus dalam batas normal dan mudah dikendalikan.(prinsip dan prakstik ilmu endodontic ,Walton n’torabinejad).
·         Prosedur dimana seluruh pulpa bagian mahkota dibuang dengan tujuan menghilangkan semua jaringan pulpa yang terinfeksi,pulpa bagian akar kemudian dirawat .pulpotomi dilakukan terutama pada gigi-gigi vital dengan pulpa terbuka lebih besar dari yang diperbolehkan untuk pulpa capping.(perawatan gigi anak,Andlaw n’ Rock)
·         Pembuangan pulpa vital dari kamr pulpa kemudian diikuti oleh penempatan medikamen diatas orifis yang akan menstimulasikan perbaikan sisa jaringan pulpa vital diakar tertsebut.(konservasi gigi anak)

2.      Macam dan kelebihan dan kekurangannya dan reaksi pulpa setelah perawatan.
Dressing yang dipakai adalah kalsium hidroksida dan formokresol.dibawah lapisan karies yang diinduksi,sel-sel mesenkimal yang tidak berkembang pada daerah kaya sel berkembang biak,berdiferensiasi menjadi odontoblas dan bergerak dibawah ke daerah nekrosis/daerah yang terkena karies.odontoblas yang baru berkembang membentuk suatu lapisan satu sel yang menghasilkan dentin reparative untuk membentuk jembatan yang menutup dan melindungi pulpa.teori lain mengemukakan bahwa odontoblas baru berkembang dari fibroblast dan bukan dari sel mesenkimal yang berkembang.keparahan proses inflamatori menentukan kualitas dan kuantitas dentin reparative.inflamasi parah membentuk dentin reparative tanpa adanya tubuli dentin.sedangkan inflamatori yang ringan dapat membentuk dentin reparative serta beberapa tubuli dentin.formokresol tidak dapat merangsang pulpa untuk membentuk dentin reparative.




·         Menurut cara kerja bahan dressing yang digunakan
Ø  Bahan yang meningkatkan penyembuhan pulpa(kalsium hidroksida)
Selain kalsium hidroksida dapat pula digunakan seng oksida eugenol.
-          Kalsium hidroksida digunakan karena kemampuannya membentuk jembatan dan memelihara vitalitas pulpa. Sedangkan seng oksida eugenol menyebabkan suatu reaksi inflamatori kronis yang persisten bila diaplikasikan pada pulpa,pembentukan jembatan dentin lebih kecil.
-          Reaksi histologik yang digunakan dalam pulpotomi adalah pulpdent,dycal,dan hydrex(bersifat lebih mengiritasi dari 2 bahan lainnya.
-          kalsium hidroksida,methyl cellulose dengan air(pulpdent)sedangkan dycal adalah benyuk pasta cepat mengeras dari kalsium hidroksida.
Ø  Bahan yang mendisinfeksi dan memfiksasi jaringan pulpa (formokresol).
Efek formokresol terlihat sebagai menyebabkan nekrosis dan fiksasi sel jaringan dan mikroorganisme.nekrosis koagulasi dihasilkan didalam jaringan sekitar aplikasi formokresol.
Indikasi untuk perawatan ini adalah dilakukan pada gigi sulung yang pulpany terlihat dengan manifestasi klinis perubahan inflamatori yang terbatas pada pulpa mahkota atau pembukaan mekanis pada waktu prosedur operatif.pada gigi posterior permanen untuk perawatan pulpagia yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit pada keadaan daruraut.
Kontraindikasi:gigi sulnung yang luar bias sensitive serta pulpagia kronis.
(grossman et all).




·         Berdasarkan cara tindakan
Ø  Vital pulpotomi(formokresol pulpotomi)
Tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian korona yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi kemudian dilakukan pemberian pemberian medikamen diatas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikuler tetap vital.
Formokresol komposisinya:formalin 19 ml (bersifat karsinogenik dan mutagenic sehingga dipertanyakan penggunaanya di KG),cresol 35ml ,gliserin25 ml ,air 21 ml.tetapi formokresol tidak bahaya bila digunakan dalam jumlah yang tepat.
Indikasi:
a.       Terbuka pulpa karena prosedur pulp capping indorek ataupun factor mekanis selama preparasi kavitas yang kurang hati2.
b.      Gigi masih didukung >2/3 panjang akar.
c.       Pendarahan yang terkendali diatas pulpa yang diamputasi.
d.      Penderita kelainan darah.
Kontraindikasi
a.       Pulpa non vital dan adanya supurasi atau tanda2 lain dari nekrose.
b.      Dijumpai keluhan rasa sakit yang spontan maupun terus menerus.
c.       Terdapat resorpsi eksterna dan interna.
d.      Terdapat kehilangan tulang pada daerah periapeks maupun interadikuler.
e.       Terbentuk fistula
f.       Peka terhadap perkusi.
g.      Kalsifikasi pulpa.




Ø  Devitalisasi pulpitomi.
Menggunakan pasta formaldehid dengan komposisi : paraformaldehid, lignokain, carmine, carbowax, prophilene glikol.ada kunjungan kedua.menonvitalkannnya dengan arsen
Ø  Mortal pulpotomi.
Gigi non vital seharusnya memaki pulpektomi,tetapi apabila diguanakn pada gigi sulung tidak praktis.pada gigi dengan abse akut dapat dirawat dengan metode ini setelah didrainese pus dan pengendalian infeksi.
·         Berdasarkan bagian pulpa yang diambil
Ø  Pulpotomi partial.
Jika pulpa terbuka akibat preaparasi kavitas disini pulpa dalam kamar pulpa tidak diganggu masih dalam keadaan utuh.
Ø  Pulpotomi servikal.
Keseluruhan pulpa pada kavum pulpa sampai orifisium dibuang,kemudian diletakkan medikamen dilantai pulpa sampai menutupi seluruh orifis(foramen apical belum tumbuh sempurna)
3.      Tujuan:
·         Mempertahankan vitalitas pulpa radikuler dan membebaskan rasa sakit pada pasien.
4.      Indikasi dan kontraindikasi
Ø  Indikasi
ü  Pulpa vital,bebas dari pus atau tanda nekrosis.
ü  Pulpa terbuka karena factor mekanis selama preparasi kavitas yang kurang hati2 atau tidak sengaja.
ü  Pulpa terbuka karena trauma dan sudah lebih dari 2 jam tetapi belum melebihi 24 jam,tanpa terlihat adanya infeksi pada bagian periapeks.
ü  Gigi masih dapt diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang kar.
ü  Pada gigi posterior yang ekstirpasi pulpa sulit dilakukan.
ü  Apeks akar belum tertutup sempurna.
ü  Usia tidak lebih dari 20 tahun(dr.Sobarzo)
Sumber: Perawaatan pulpa gigi,rasinta tarigan.
ü  Tidak ada pulpitis radikular.
ü  Tidak ada rasa sakit spontan maupun menetap.
ü  Tidak adanya resorspsi internal.
ü  Tidak kehilangan tulang interadikuler.
ü  Tidak ada fistula.
ü  Perdarahan setelah amputasi pulpa berwarna pucat dan mudah dikendalikan.
Sumber: perawatan endodontic pada anak
-          Umum.
ü  Pasien kooperatif.
ü  Pasien dengan kelainan perdarahan.(hemophilia)
ü  Pasien dengan pengalaman jelek pada pencabutan(hubny dengan psikologis)
-          Gigi.
ü  Gigi geligi susu dimana semua molar lengkap atau dimana pengaruh pencabutan sebelumnya telah dikontrol baik oleh balancing ekstraksion atau space maintener.
ü  Gigi geligi campuran dimana diketahui bahwa terdapat ruangan yang terbatas untuk erupsi gigi.(mempertahankan gigi lebih disukai disbanding memggunakan space maintener.)
ü  Gigi geligi campuran dimana diketahui terdapat kekurangan ruangan yang cukup banyak bagi erupsinya gigi kaninus dan premolsr tetap .
Ø  Kontraindikasi
ü  Sakit jika diperkusi atau palpasi.
ü  Ada radiolusensi pada daerah periapeks atau radikuler.
ü  Pada pasein yang kesehatannya kurang.
ü  Pada pasien diatas 2o tahun
(perawatan pulpa gigi,rasinta tarigan)
ü  Sakit spontan.
ü  Sakit pada perkusi.
ü  Adanya pembengakakan.
ü  Fistula.
ü  Mobilitas patologis.(Fucks,1994)
ü  Kalsifikasi pulpa
ü  Terdapat pus atau eksudat(kennedy 1976)
ü  Perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dari pulpa yang terpotong.(Bastawi.1980 dan Fuks 1994)
 (perawatan endoontik anak).
-          Umum.
ü  Pasien dari keluarga yang mempunyai sikap yang kurang memperhatikan atau kurang baik terhadap kesehatan gigi dan konservasi gigi.
ü  Pasien dengan kerjasama yang kurang baik(non kooperatif)
ü  Pasien dengan penyakit jantung congenital atau demam rematik.
ü  Pasien dengan kesehtan umum yang buruk(misalnya diabetes,ginjal kronik,leukemia) atau pasien yang mempunyai daya tahan yang buruk terhadap infeksi dan kualitas penyembuhan yang buruk.
-          Gigi
ü  Gigi geligi dimana pengaruh pencabutan sebelumnya belum dikontrol.biasanay pencabutan lebih disukai daripada perawatan pulpa bila gigi antagonisnya hilang.
ü  Gigi geligi campuran dimana diketahui terdapat sedikit kekurangan ruangan bagi erupsinya gigi kaninus dan premolar.oleh sebab itulah pencabutan gigi molar susu tidak ada maslah tetapi bila molar kedua susu harus dirawat konservasi karena akan terdapat banyak ruangan.
ü  Gigi dengan abses akut.
ü  Gigi geligi dimana lebih dari 2atau gigi yang mempunyai pulpa yang terbuka.
ü  Gigi geligi dengan kerusakan mahkota yang besar dan menyeluruh sehingga restorasi setelah perawatan selesai tidak mungkin dilakukan.
ü  Gigi dengan karies yang menembus dasar kamar pulpa.
ü  Gigi yang sudah mendekati waktu eksfoliasinya.
ü  Gigi dengan resoprsi akar patologis yang telah lanjut.
Pengunaan kalsium hidroksida.
Ø  indikasi
-          pada gigi permanen anak-anak yang melibatkan pulpa dengan apeks akarnya yangbelum sempurna atau terbuka lebar.
-          Pada gigi permanen anak2 yang akarnya belum terbentu sempurna.
-          Karies
Ø  kontraindikasi:
-          tidak boleh dilakukan pada pasien yang pulpiotis ireversibel.
-          sensitivitas yang luar biasa terhadap panas dan dingin.
-          pulpagia kronis.
-          sensitif terhadap perkusi.
-          perubahan radiografik periradikular yang disebabkan karena perluasan penyakit pulpa kedalam jaringan periapikal.
Inflamasi yang berat, hubungannya dengan dentin reparative. Pembentukan dentin reparative berkurang bila adanya inflamasi.
 Penggunaan  formokresol
Ø  indikasi
-          perawatan untuk gigi sulung yang pulpanya terlibat dnegan manifestasi inflamasi dari prosedur operatif.
Ø  Kontraindikasi
-          gigi sulung yang luar biasa sensitive terhadap panas dan dingin.
-          mempunyai pulpagia kronis.
-          sensitif terhadap perkusi dan palpasi.
-          mempunyai perubahan radiografik yang disebabakan karena perluasan penyakit pulpa
-          mempunyai kamar pulpa atau saluran akar yang menyempit.
5.      Kelebihan dan kekurangan dibandingkan perawatan saluran akar lainnya
Keuntungan:
Ø  Dapat diselesaikan dalam waktu singkat,hanya 1-2 kali kunjungan.
Ø  Pengambilan pulpa hanya dibagian korona,hal ini menguntungkan karena pengambilan jaringan pulpa disaluran sulit dilakukan.
Ø  Iritasi instrument atau obat2 an terhadap jaringan periapeks dapat dihindarkan.
Ø  Jika perawatan ini gagal dapat dilakuakn pulpoektomi.
6.      Bagaimana perawatan pulpotomy tersebut dikatakan berhasil.
Gigi yang telah dirawat dengan berhasil memiliki tanda:
§  Pulpanya vital.
§  Tidak ada tanda atau gejala penyakit pulpa atau periapeks yakni tidak adanya rasa nyeri,tidaka ada pembengakakan,tidak ada saluran sinus,tidak ada radiolusensi,atau defek yang dalam pada penyondean sulkus gingival
§  Terdapat pertumbuhan akar yang berlanjut dan saluran akarnya menjadi menyempit yang menandakan adanya pembentukan dentin.
§  Terdapat suatu jembatan kalsifikasi yang mungkin tidak terlihat secara radiografi dibawah material pengisi. (torabinejad)
§  Tidak ditemukan lagi gejala klinis serta gigi dapat berfungsi kembali secara fisiologis.
§  Pada saat selesai dilakukan perwatan,tidak dijumpai lagi rasa sakit atau pembengkakan pada region yang dirawat,
§  Jaringan pada daerah apeks dan periodontal pada foto rontgent terlihat normal.

7.      Factor Kegagalan dalam perawatan pulpotomy:
§  Adanya kontaminasi bakteri didalam pulpa yang sumbernya dari hilangnya kerapatan korona.
§  Kesalahan dalam penegakan diagnosisdan rencana perawatan.
§  Kebocoran di korona.
§  Tidak adanya pemahaman mengenai anatomi pulpa.
§  Debriment atau desinfektan yang tidak adekuat.
§  Proteksi dari restorasi yang tidak adekuat.
§  Kesalahan dalam pengerjaan.
§  Keslahan dalam obturasi.
§  Fraktur akar vertical.

Ø  Penyebab praperawatan.
§  Adanya kekeliruan dalam mendiagnosis.
§  Adanya kesalahan dalam merencanakan perawatan.
§  Seleksi kasus yang kurang tepat(dokter mencoba merawat diluar kemampuannya)
§  Merawat dengan prognosis yang buruk.
Ø  Penyebab selama dan setelah perawatan.
§  Adanya kontaminasi bakteri didalam pulpa yang sumbernya dari hilangnya kerapatan korona.
§  Debriment atau desinfektan yang tidak adekuat.(pembersihan dan pembentukan/pembuangan pulpa vital yang terkena infeksi sampai bersih benar)
§  Proteksi dari restorasi yang tidak adekuat.
§  Kesalahan dalam pengerjaan.
§  Kesalahan dalam obturasi/tehnik pengisian saluran akar.

·         PSA
1.      Definisi:
Perawatan yang meliputi:
§  Pulpektomi.(tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi).
§  Apeksifikasi:suatu perawatan saluran akar untuk membantu pertumbuhan penutupan apeks gigi yang belum sempurna pada pulpa non vital tanpa adanya kelainan periapeks dengan pembentukan osteodentin atau substansi lain.
            Tujuannya:penutupan atau penyempitan pada apeks gigi.
§  Perawatan periapeks.
Tujuan:menghilangkan lesi periapeks trsebut dengan menghilangkan penyebab iritasi yang berasal dari ruang pulpa.
2.      Tujuan : untuk mengangkat seluruh jaringan saraf yang telah busuk karena teriritas dan menutup saluran akar dengan bahan yang khusus.
·         Mengapa gigi merasa sakit setelah dilakukan penumpatan??
Karena mungkin dokternya salah mendiagnosis,sehingga rencana perawatannya pun salah.disini dokter hanya melakukan penambalan saja ,padahal pasien sakit giginya.sedangkan gigi sakit ada hubungannya dengan penyakit pulpa.selain itu mungkin dalam penumpatannya terdapat karies sekunder akibat preparasi yang kurang steril,bersih serta bebas dari karies.
·         Kenapa rasa sakit semakin meningkat terutama pada malam hari??
Karena suhu pada malam harinya.karena gaya grafitasi pada posisi tidur.
·         Kenapa Tampaknya gambaran radiolusen sebesar jarum yang mengenai ruang pulpa dan resoprsi setengah apical pada akar mesial??karena adanya resorsi interna
·         Giginya apa yang sakit?? Posterior pada gigi susu.
·         Perawatan yang tepat  dilakukan ??pulpotomi.


klik disini

Daftar Pustaka

1.      Andlaw,R.J.1992.Perawatan Gigi Anak edisi 2.Jakarta:Widya Medica
2.      Walton,Richard dkk.2008.Prinsip &Praktik Ilmu Endodonsia edisi 3.Jakarta:EGC
3.      Budiyanti,E.Arlia.2006.Perawatan Endodontik Pada Anak.Jakarta:EGC
4.      Kennedy,D.B.1992.Konservasi Gigi Anak edisi 3.Jakarta:EGC
5.      Tarigan,Rasinta.2006.Perawatan Pulpa Gigi edisi 2.Jakarta:EGC
6.      Cameron,Angus.Hand Book Of Pediatric Dentistry third edition.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews