Jumat, 28 Oktober 2011

hiperkes,ergonomi dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja)


HIPERKES
  1. Definisi :
cabang dari IKM, yang mempelajari cara-cara pengawasan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja dan masyarakat di sekitar perusahaan dan segala kemungkinan gangguan kesehatan dan keselamatan akibat proses produksi di perusahaan.
Lapangan kesehatan yg engurusi proses kesehatan secara menyeluruh (kuratif,preventif,penyesuaian factor manusiawi,hygiene).nurul
  1. Tujuan
    1. Agar masyarakat pekerja dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosialnya.
    2. Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan yang berasal dari perusahaan.
    3. Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan masyarakat konsumennya.
    4. Agar efisiensi kerja dan daya produktivitas para karyawan meningkat dan dengan demikian akan meningkatkan pula produksi perusahaan.
    5. Sebagai tindakan korektif pada lingkungan


Hyghiene:agar tenaga kerja terlindung dari resiko kerja(pemantauan)
Kshatan kerja:pmeliharaan kesehatan,pmbrantasan klelahan kerja,prlndungan masy skitar,mcptakan tnga kerja yg produktif


  1. Usaha
Meningkatkan moril kerja,meningkatkan dan memelihra kesehatan yg setinggi2nya,mcgah timbulnya gangguan kesehatan.bunga
  • pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja
  • pmeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja
  • pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia
  • pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja
  • pemeliharaan dan peningkatan hygieni dan sanitasi perusahaan pada umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan cara pembuangan sampah pengolaan dsb.
  • perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar tehindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan
perlindungan masyarakat luas dari bahay-bahay yg mungkin ditimbulkan oleh hasil-hasil produksi perusahaan
Prinsip dasar : pengenalan faktor yg berisiko,penilaian dan pengendaliannya dikenalkan pd tenaga kerjanya
  1. Ruang lingkup
kesehatan masyarakat : masyarakat umum
hiperkes : tenaga kerja dan masyarakat di sekitarnya, mcegah timbulnya gangguan kesehatan bagi pekerja,mmelihara kesehatn di lingkungan kerja,mmberi perlindungan bagi pekerja.sela
hiperkes:
ilmu kedokteran kerja,occupational medicine : kshatan kerja,keracunan perusahaan ,jiwa perusahaan,keselamatan kerja.nurul


  1. Perbedaan hiperkes dan kesehatan masyarakat
No.
HIGIENE PERUSAHAAN DAN
KESEHATAN KERJA
KESEHATAN MASYARAKAT
1.
Kesehatan masyarakat tenaga kerja merupakan tujuan utama.
Kesehatan masyarakat umum sebagai sasaran utama
2.
Yang diurusi biasanya golongan yg mudah didekati.
Mengurusi masyarakat yang kurang mudah dicapai.
3.
Ditandai dengan sangat efektifnya pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan periodik.
Sulit untuk melaksanakan pemeriksaan periodik.
4.
Yang dihadapi adalah lingkungan kerja.
Lingkungan umum merupakan suatu problema pokok.
5.
Terutama bertujuan peningkatan produktivitas.
Tujuan pokoknya adalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sedangkan aspek produktivitas hanya menonjol apabila terjadi wabah-wabah.
6.
Dibiayai oleh perusahaan atau masyarakat tenaga kerja.
Dibiayai oleh anggaran pemerintah.
7.
Pengembangannya sangat pesat sesudah revolusi industri.
Perkembangannya sangat cepat setelah kemajuan-kemajuan di bidang ilmu jasad renik.
8.
Perundang-undangan berada dalam lingkup ketenagakerjaan.
Perundang-undangan termasuk dalam ilmu kesehatan.

K3 (KESEHATAN KESELAMATAN KERJA)
  1. Definisi : upaya dr perusahaan untuk mempersiapkan,memelihara dlm rangka penggunaan tenaga krja dengan kesehatan shg bekerja scra maksimal
Upaya untuk menjamin keutuhan scra jasmani rohani untuk menuju masyarakat adil dan makmur.purna
Kesehatan kerja : spesialisasi dlm ilmu kesehatan/kedokteran beserta praktek agar tenaga kerja memperoleh kesehatan setinggi2nya
Keselamtan kerja : berkaitan dengan cara kerja,mesin,peralatan,lingkungan,sifat pekerjaaan.nurul
Ilmu pengetahuan untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja.bunga
  1. Tujuan
Perlindungn bagi masyarakat dari bahaya yg timbul dari pekerjaan kita.bunga
Kesehatan kerja :memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja,melindungi dari gaguan kerja,meningkatkan efisiensi kerja,menempatkan pekerjaaan yg sesuai dgn kemampuan
Keselamatan:melindungi hak keselamatan pekerja,mmlihara sumber prodksi agar berdaya guna.
Meningkatkn kesehatan tenaga kerja
Menempakan pekerja sesuai kemampuan
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas.tisa
Agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatn setiggi2nya dengan usaha preventif kuratif thd ganguan kesehatan yg timbul.sela
a.    Melindungi tenaga kerja atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas.
b.    Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
c.    Sumber produksi diperiksa dan dipergunakan secara aman dan efisien.

  • pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia
  • pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja
  • pemeliharaan dan peningkatan hygieni dan sanitasi perusahaan pada umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan cara pembuangan sampah pengolaan dsb.
  • perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar tehindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan
perlindungan masyarakat luas dari bahay-bahay yg mungkin ditimbulkan oleh hasil-hasil produksi perusahaan
  1. ruang lingkup
diterapkan ke semua tempat kerja (tenaga kerrja,bahaya akibat kerja,usaha yg diakibatkan)
aspek perlindungna dlm k3 (dr semua jenis dan jenjang keahlian)
lingkungan kerja,karakteristik dan sifat pekerja,metodologi pkerjaan, k3 dilakukan sebaik2nya dalm produksi barang dan jasa.bunga
  1. manfaat
agar tiap pekerja bekerja tanpa membahayakan diri untuk memperoleh produktifitas kerja yg optimal.tama
  1. akibat tidak melaksanakan  (penyakit + etiologi + tata laksana)
faktor penyebab
fisik (bising),kimia (debu) ,psikososial (stres),sikap (ergonomi,tata letak).arin
membuat ventilasi yg besar,mengganti bahan kimia.bunga

Faktor2 penyebab penyakit akibat kerja dan penyakit yang ditimbulkannya
a. Golongan fisik
1) Suara yang keras dapat menyebabkan tuli.
2) Suhu tinggi dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps, atau hyperpyrexia.
Suhu rendah menyebabkan chilblains, trench foot, atau frostbite.
3) Penerangan yang kurang atau yang terlalu terang (menyilaukan) menyebabkan kelainan penglihatan dan memudahkan terjadinya kecelakaan.
4) Penurunan tekanan udara (dekompressi) yang mendadak dapat menyebabkan caisson disease.
5) Radiasi dan sinar Roentgent atau sinar radio aktif menyebabkan penyakit-penyakit darah, kemandulan, kanker kulit dan sebagainya.
6) Sinar infra merah dapat menyebabkan catharfact lensa mata.
7) Sinar ultra violet dapat mnyebabkan conjunctivitis photo electrica.

b. Golongan kimiawi
1) Gas yang menyebabkan keracunan misalnya: CC, HCN, H2S, SQ2.
2) Uap dan logam dapat menyebabkan “metal fume fever”, ataupun keracunan logam misalnya karena Hg, Pb.
3) Larutan ataupun cairan misalnya H2S04, HC1 dapat menyebabkan keracunan ataupun dermatosis (penyakit kulit).
4) Debu-debu misalnya debu silica, kapas, asbest ataupun debu logam berat bila terhirup ke dalam paru-paru menyebabkan pneumoconiosis.
5) Awan atau kabut dan insecticida ataupun fungicida pada penyemprotan serangga dan hama tanaman dapat menyebabkan keracunan.

c. Golongan penyakit infeksi
Misalnya penyakit anthrax yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis pada penyamak kulit atau pengumpul wool. Penyakit-penyakit infeksi pada karyawan yang bekerja dalam bidang mikrobiologi ataupun dalam perawatan penderita penyakit menular.

d. Golongan fisiologi
Penyakit yang disebabkan karena sikap badan yang kurang baik; karena konstruksi mesin yang tidak cocok, ataupun karena tempat duduk yang tidak sesuai.

e. Golongan mental-psikologi
Penyakit yang timbul karena hubungan yang kurang baik antara sesama karyawan, antara karyawan dengan pimpinan, karena pekerjaan yang tidak cocok dengan psikis karyawan, karena pekerjaan yang membosankan ataupun karena upah (imbalan) yang terlalu sedikit sehingga tenaga pikirannya tidak dicurahkan kepada pekerjaannya melainkan kepada usahausaha pribadi untuk. menambah penghasilannya.
Tata laksana : anamnesis, riwayat pekerjaan,membandingkan gejala penyakit ketika bekerja dan tidak bekerja,pemajanan,pem fisik,lab,dugaan penyakit akibat kerja,pengujian tempat kerja.tisa
Bunga :isolasi, subtitusi (mengganti bahan tanpa mengurangi mutu), ventilasi umum, penggantian udara lokal, perlindungan diri,pemeriksaan kerja.
Faktor yang berpengaruh
1) Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi berkembang biaknya strain kuman yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat menginfeksi pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.
Pencegahan :
1.     Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi dan desinfeksi.
2.    Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan dalam keadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
3.    Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
4.    Kebersihan diri dari petugas.
2) Faktor Kimia
Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan kimia dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. Gangguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik ( trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, trhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar.
Pencegahan :
1.     Material safety data sheet (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
2.    Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah tertelannyabahan kimia dan terhirupnya aerosol.
3.    Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas laboratorium) dengan benar.
4.    Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa.
5.    Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
3) Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job
Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain)
4) Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja meliputi :
1.     Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan ketulian
2.    Pencahayaan yang kurang dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja.
3.    Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
4.    Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
5.    Terkena radiasi Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani.
Pencegahan :
1.     Pengendalian cahaya di ruang kerja
2.    Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai.
3.    Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
4.    Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
5.    Pelindung mata untuk sinar laser
6.    Filter untuk mikroskop
5) Faktor Psikososial Beberapa contoh faktor psikososial yang dapat menyebabkan stress
·         Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan
·         Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton. 
·         Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman kerja. 
·         Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun informal.

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pekerja
  • Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
  • Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai (modal) awal seseorang untuk melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat depengaruhi oleh kondisi tempat kerja, gizi kerja dan lain-lain.
  • Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
  • Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising debu, zat-zat kimia dan lain-lain) dapat merupakan beban tambahan terhadap pekerja. Beban-beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibat kerja.

  1. sasaran
tenaga kerja,lingkungan kerja (fisik-cahaya tekanan suhu,kimia-bahan jadi,biologis-flora fauna,sosial-hasil sesama pekerja),masyarakat sekitar.arin
pekerja,masyarakat sekitar,masyarakat luas dan konsumen,memelihara dan meningkatkan pprooduktifitas,lingkungan kerja.
Sasaran-sasaran utama  keselamatan kerja adalah tempat kerja, yang padanya :
a.    Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
b.    Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.
c.    Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dilakukan pekerjaan persiapan.
d.    Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan.
e.    Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan.
f.    Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun udara.
g.    Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang.
h.    Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air.
i.     Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah.
j.     Dilakukan pekerjaaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting.
k.    Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur, atau lobang.
l.      Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
m.   Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.
n.    Dilakukan pendidikan atau pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset yang menggunakan alat teknis.
o.    Dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air.
p.    Dilakukan pekerjan-pekerjaan yang lain yang berbahaya.

  1. determinan
untuk mencapai tujuan kesehatan masyarakat pekerja dan produktivitas kerja dan yang setinggi-tingginya diperlukan suatu prakondisi yang menguntungkan bagi masyarakat pekerja tersebut. Prakondisi inilah yang disebut determinan kesehatan kerja yang mencakup tiga faktor utama, yaitu : beban kerja, beban tambahan akibat dari lingkungan kerja, dan kemampuan kerja
a.    beban kerja
beban pekerjaan dapat berupa beban fisik, beban mental ataupun beban sosial sesuai dengan pekerjaan si pelaku. Tingkat ketepatan penempatan seseorang pada suatu pekerjaan, disamping didasarkan pada beban optimum, juga dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan, motivasi dsb.
Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau pekerja dengan cara merencanakan atau mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja. Misalnya alat untuk mengangkat barang yang berat diciptakan gerobak, untuk mempercepat pekerjaan tulis menulis diciptakan mesin ketik dan komputer, untuk mengurangi beban hitung menghitung diciptakan kalkulator atau komputer.
Tingkat gajiàstres
b.    beban tambahan
lingkungan merupakan beban tambahan karena mengganggu pekerjaan dan harus diatasi oleh pekerja atau karyawan yang bersangkutan. Beban tambahan dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor yaitu :
·         faktor fisik, misalnya : penerangan/ pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara yang panas, kelembaban yang tinggi atau rendah, suara yang bising dsb
·         faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbulkan gangguan kerja, misalnya : bau gas, uap atau asap,debu, dsb
·         faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak enak menggangu misalnya : lalat,kecoa, lumut, taman yang tak teratur, dsb
·         faktor fisiologi,yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan ( ergonomic , misalnya : meja atau kursi yang terlalu tinggi atau pendek
·         faktor sosial-psikologi, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya : adanya klik, gosip, cemburu, dsb
lingkungan kerja yang tidak sehat akan menjadi beban tambahan bagi kerja atau karyawan, misalnya :
§ penerangan atau pencahayaan ruangan kerja yang tidak cukup dapat menyebabkan kelelahan mata
§ kegaduhan dan bising dapat menggangu konsentrasi, mengganggu daya ingat, dan menyebabkan kelelahan psikologis
§ gas, uap, asap dan debu yang terhisap lewat pernafasan dapat mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh, yang akhirnya menurunkan daya kerja
§ binatang, khususnya serangga ( nyamuk, kecoa, lalat, dsb ) di samping menganggu konsentrasi kerja, juga merupakan pemindahan ( vektor ) dan penyebab penyakit
§ alat-alat bantu kerja yang tidak ergonomis ( tidak sesuai dengan ukuran tubuh ) akan menyebabkan kelelahan kerja yang cepat
§ hubungan atau iklim kerja yang tidak harmonis dapat menimbulkan kebosanan, tidak betah kerja, dsb, yang akhirnya menurunkan produktivitas kerja
kemampuan kerja : berbeda dengan orang lain meski pendidikan sama, dipengaruhi gizi,jenis kelamin,ukuran tubuh.


ERGONOMI
1.     definisi :
studi ttg manusia untuk menciptakan posisi kerja yg aman nyaman.purna
KG :mengatur ruang yg mempelajari ttg operator agar tidak timbul kelelahan,kebosanan pasien,ketakutan
Ergos : kerja
Nomos:aturan
Menyerasikan alat thd kemampuan dan keterbatasan manusia untuk produktifitas yg setinggi2nya.arin
Meningktkan produksi kerja.sela
Studi ttg aspek2 lingkungan kerja scra anatomi,engineering,desain.tama
2.    prinsip : 9

a)    Pastikan semua benda yang ada mudah digunakan
b)   Bekerja dengan ketepatan yang tinggi
c)    Hindarkan ekses kerja terulang – ulang
d)   Postur kerja harus baik (tepat)
e)   Hindarkan atau kurangi dipaparan getaran
f)    Minimkan kelelahan dan ketegangan otot
g)   Minimkan dari tekanan secara langsung
h)   Peralatan dalam ruang kerja dapat disetel
i)     Perlengkapan kerja harus standar
j)    Perbaiki organinsasai kerja
k)   Desain tempat kerja
l)     Latihan bila belum sempurna.tisa

a.    sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk , susunan , ukuran dan penempatan mesin2 , penempatan alat2 petunjuk , cara2 harus melayani mesin (macam gerak , arah, kekuatan dsb)
b.    untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus diambil ukuran terbesar sbg dasar , serta diatur dengan suatu cara , shg ukuran tsb dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil.misalnya : tempat duduk yang dapat dinaik-turunkan dan dapat dimajukan atau diundurkan
c.    ukuran2 antropometri yang dapat dijadikan dasar untuk penempatan alat2 kerja sbg berikut :
                                         i.    berdiri   : tinggi badan , tinggi bahu , tinggi siku , tinggi pinggul , panjang lengan
                                        ii.    duduk  : tinggi duduk , panjang lengan atas , panjang lengan bawah dan tangan , jarak lekuk lutut
d.    pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri , tinggi kerja sebaiknya 5 – 10 cm dibawah tinggi siku
e.    dari segi otot , sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk , sedang dari sudut tulang , dianjurkan duduk tegak , agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas
f.    tempat duduk yang baik adalah :
                                         i.    tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan tinggi lutut , sedangkan paha dalam keadaan datar
                                        ii.    lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm
                                      iii.    papan tolak punggung tingginya dapat diatur dan menekan pada punggung
g.    arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23 – 37 derajat dibawah , sedangkan untuk pekerjaan duduk arah penglihatan antara 32 – 44 derajat kebawah.Arah penglihatan inbi sesuai dengan sikap kepala yang istirahat
h.    kemampuan beban fisik maksimal oleh ILO ditentukn sebesar 40 kg
i.     kemampuan seseorang bekerja adalah 8 – 10 jam per hari.Lebih dari itu efisiensi dan kualitas kerja menurun
bunga
bekerja posisi netral,tulang punggung S,membuat semua mudah dijangkau,minim kelelahan,minim tekanan,kesesuaian tempat,pindah tempat/peregangan otot

3.    metode
nurul,ada 3
-          diagnosis :inspeksi langsung,uji pencahayaan,pengukuran lingkungan kerja
-          treatment : tergantung diagnosis,merubah posisi,letak jendela
-          follow up : subjektif (Tanya langsung),objektif (absensi sakit)
4.    ruang lingkup
teknik, fisik, pengalaman psikis,anatomi, persendian, sosiologi,fisiologi (temperature tubuh), desain.tama
bunga.anteropometri :aspek gerakan manusia yg dikeluarkan.bagian ergonomi yg khusus mempelajari garis linier,kecepatan tubuh,anatomi manusia.
5.    akibat tidak melaksanakan.purna
hasil kerja tidak memuaskan
terjadi kecelakaan kerja
sering human error
musculoskeletal disorder (low back pain) :pengelolaan gerakan yg terus menerus,kekuatan,mechanical stress,postur tubuh,getaran handpiece,suhu alat dan tekanan.
postur kerja yg buruk
komitmen kerja yg rendah
rendahnya partisipasi kerja
sondrom carpal.arin


6.    manfaat
-          menciptakan kombinasi subsistem peralatan dengan manusia
-          mengatur metode kerja
-          mencegah kecelakaan kerja
-          mengkaji factor manusia.sela
-          terwujudnya lingkungan kerja yg aman, nyaman.arin      

PERTANYAAN SKENARIO
  1. jenis toksik dlm KG (proteksi diri)
amalgam diganti komposit.yutia
larutan irigasi sodium hipoklorit—iritas kulit (proteksi dg hanscon,ruber dam,masker)
KECELAKAAN KERJA
  1. dfnisi : kejadian yg tidak terduga dan tidak diharapkan, biasanya kecelakaan ini menyebbkan kergian material dari yg paling kecil smpe besar
menyebabkan kerugian harta dan benda

  1. klsfkas
2.  Klasifikasi kecelakaan akibat kerja
Accident : KTD dng kerugian
Insident : KTD tanpa kerugian
Near miss : KTD hampir timbul kerugian


Diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan yakni :
a.   Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :
·         Terjatuh
·         Tertimpa benda
·         Tertumbuk atau terkena benda2
·         Terjepit oleh benda
·         Gerakan2 melebihi kemampuan
·         Pengaruh suhu tinggi
·         Terkena arus listrik
·         Kontak bahan2  berbahaya atau radiasi
b.  Klasifikasi menurut penyebab :
·         Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergaji kayu,dsb
·         Alat angkut, alat angkut darat, udara, dan alat angkut air
·         Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat2 listrik, dsb
·         Bahan2, zat2, dan radiasi misalnya bahan peledak, gas, zat2 kimia,dsb
·         Lingkungan kerja (diluar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah)
·         Penyebab lain yg belum masuk tsb diatas
c.   Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan :
·         Patah tulang
·         Dislokasi (keseleo)
·         Regang otot (urat)
·         Memar dan luka dalam yg lain
·         Amputasi
·         Luka di permukaan
·         Gegar dan remuk
·         Luka bakar
·         Keracunan2 mendadak
·         Pengaruh radiasi
·         Lain2
d.  Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh :
·         Kepala
·         Leher
·         Badan
·         Anggota atas
·         Anggota bawah
·         Banyak tempat
·         Letak lain yg tdk termasuk dlm klasifikasi tsb

  1. Pnyebab
Arin
Kondisi yg berbahaya : mesin,peralatan,Lingkungan kerja
Perbuatan : kurang pengetahuan,cacat tubuh,letih daya tahan,perilaku kerja yg tidak baik
Yutia 4
Manusia : kurang mampu,
Langsung
Insiden kontak dg bahan
Kurang pengawasan
Ada 4 faktor :
  1. alat dan bahan yang tidak aman
penggunaan alat yg kurang aman atau rusak dan penggunaan bahan kimia berbahaya.
  1. keadaan tidak aman
ruang kerja terkontaminasi, suhu terlalu tinggi, gudang penyimpanan tidak teratur dsb.
  1. tingkah laku pekerja, apabila :
*      lalai atau ceroboh dalam bekerja
*      meremehkan kemungkinan setiap bahaya
*      tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan standar kerja yang diberikan.
*      Tidak disiplin dalam menaati peraturan keselamatan kerja, termasuk pemakaian alat pelindung diri.
  1. pengawasan, apabila :
*      memberikan prosedur yang tidak benar atau bahaya
*      kurang mengetahui atau tidak dapat mengantisipasi akan kemungkinan adanya bahaya
*      terlalu lemah dalam menegakkan disiplin kerja bagi para pekerja untuk menaati peraturan keselamatan kerja

TOKSIKOLOGI INDUSTRI
1.definisi : cabang ilmu dalam Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang  mempelajari efek bahaya zat kimia pada sistem biologi
2. Jenis-jenis zat kimia toksik yang umum di tempat kerja
Faktor yang mempengaruhi toksisitas :
  1. Sifat fisik misalnya berupa : gas, uap, debu, fume, asap mist/kabut atau fog. Timah hitam dalam bentuk fume lebih beracun dari bentuk debunya, larutan yang bertekanan uap tinggi (misal benzena) lebih toksik dibanding larutan yg tekanan uapnya rendah (contoh toluene)
  2. Sifat kimia : jenis senyawa, besar molekul, konsentrasi dan daya larut.
Sebagai contoh gas mudah larut dalam air (amonia dan sulfur dioksida) bila terhirup meskipun kadarnya rendah akan mengiritasi saluran nafas atas. Sedang gas yg tidak mudah larut dalam air (nitrogen dioksida, ozon dan fosgen) dapat mencapai saluran nafas yg lebih dalam.
  1. Port d’entrée ( Cara masuk dalam tubuh )
Zat kimia masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan (per inhalasi), saluran cerna (per oral), dan kulit (per dermal). Inhalasi merupakan cara masuk yang paling sering dalam industri.
Faktor individu seperti jenis kelamin, usia, ras, status gizi, kesehatan, faktor genetik dan kebiasaan lainnya misal ; merokok, minum2an keras dsb.

Klasifikasi
a.  Zat padat walaupun kecil kemungkinan untuk menyebabkan keracunan, tetapi dapat masuk ke mulut melalui  makanan, dapat terhirup maupun terabsorpsi melalui kulit jika berubah bentu. Padahal beberapa proses  industri memungkinkan zat padat berubah menjadi debu, gas maupun uap dan akhirnya menjadi cair,  misalnya: debu kayu, asap dan uap las, pembakaran polyurethane (bahan plastik).
 b.  Debu adalah partikel kecil dari zat padat, misal: debu semen, debu fiberglass, debu kapas, debu biji-bijian,  debu asbes, dll. Bahaya debu terutama bila terhirup dalam sistem pernafasan.
 c.  Cairan banyak ditemukan dalam proses dan produk industri, misal: asam dan solvent. Banyak dari cairan kimia  juga mengeluarkan uap yang sangat toksik jika terhirup. Cairan ini juga terabsorpsi ke dalam sistem peredaran  darah melalui kulit. 
d.  Uap bisa berasal dari bentuk alamiah zat tersebut dalam temperatur normal maupun uap dari zat cair. Selain  dapat bersifat iritatif bagi kulit, mata dan saluran pernafasan, uap juga dapat bersifat flammable atau mudah  terbakar dan explosive atau mudah meledak.
 e.  Gas dapat berasal dari perubahan bentuk zat padat maupun cair dalam kondisi panas. Gas dapat terdeteksi  dari bau dan warna, tetapi ada beberapa gas yang tidak bisa terdeteksi dengan bau dan warna, contoh gas CO.  Gas mudah terhirup dan efeknya sering dirasakan ketika kondisi tubuh sudah sangat rapuh. Gas juga dapat  bersifat flammable atau explosive. 

*      Terhadap tubuh bahan – bahan kimia tersebut digolongkan dalam klasifikasi fisiologis sebagai berikut :
a.    Bahan partikel  yg bersifat : perangsang ( kapas, sabun, bubuk beras ), toksik ( Pb, As, Mn ), fibrosis ( kwarts, asbes ), allergen ( tepung sari, kapas ), menimbulkan demam ( fume, Zn O ), Inert ( aluminium, kapas ).
b.    Bahan non partikel yg bersifat : Asfiksian ( metan, helium ), perangsang ( amoniak, Hel, H2S ), racun organik, organik ( TEL, As H3 ), Mudah menguap yg : berefek anesthesi ( Trichloroetilen ), merusak alat dalam ( C C14 ), merusak darah ( benzene ), merusak saraf ( Parathion ).
*      Menurut lama terjadinya pemajanan :
a.    Akut, contoh : kecelakaan kerja/keracunan mendadak
b.    Subkronik, contoh : proses kerja dengan bahan kimia selama 1 tahun/lebih
c.    Kronik, contoh : bekerja untuk jangka waktu lama dengan bahan kimia. 
*      Pada tingkat efek racun :
Berdasarkan LD50 (lethal dose 50 àmenunjukan dosis dalam miligram tiap kilogram berat badan yang mengakibat kematian )atau LC50 (lethal concentration 50 à menggambarkan jumlah konsentrasi suatu zat ) dan cara masuknya bahan beracun kedalam tubuh, yaitu :
Klasifikasi
Cara masuk



Oral
Dermal
Inhalasi

LD50 (mg/kg BB)
LD50 (mg/kg BB)
LC50 (mg/m³)
Supertoxic
<5
<250
<200
Extremely toxic
5-50
250-1000
250-1000
Very toxic
50-500
1000-3000
1000-10.000
Moderately toxic
500-5000
3000-10.000
10.000-30.000
Slightly toxic
>5000
>10.000
>30.000
 Sumber : Stacey NH ; Occcupational Toxicology

PNYAKIT YG SERING DITEMUI : dermatosis
3.  Macam-macam penyakit pneumokoniosis
Ø  Silicosis disebabkan oleh SiO2 bebas
Silikosis adalah penyakit yang paling penting dari golongan penyakitPneumokonioses.Penyebabnya adalah silika bebas (SiO2) yang terdapat dalam
debu yang dihirup waktu bernafas dan ditimbun dalam paru paru dengan masa inkubasi 2-4 tahun.Pekerja yang sering terkena penyakit ini umumnya yang bekerja di perusahaan yang menghasilkan batu-batu untuk bangunan seperti granit, keramik,tambang timah putih, tambang besi, tambang batu bara, dan lain lain.Gejala penyakit ini dapat dibedakan pada tingkat ringan sedang dan berat.Pada tingkat Ringan ditandai dengan batuk kering,
pengembangan paru-paru. Pada lansia didapat hyper resonansi karena emphysema.Pada tingkat sedang terjadi sesak nafas tidak jarang bronchial,ronchi terdapat basis paru paru. Pada tingkat berat terjadi sesak napas mengakibatkan cacat total,hypertofi jantung kanan, kegagalan jantung kanan

Ø  Asbestosis disebabkan oleh debu asbes
Asbestosis adalah jenis pneumokosis yang disebabkan oleh debu asbes dengan masa latennya 10-20 tahun. Asbes adalah campuran berbagai silikat yang terp[enting adalah campuran magnesium silikat pekrja yang umumnya terkenan penyakit ini adalah pengelola asbes, penenunan,pemintalan asbes dan reparasi tekstil yang terbuat dari asbes. Gejala yang timbul berupa sesak nafas,batuk berdahak/riak terdengan rhonchi di basis paru, cyanosis terlihat bibir biru. Gambar radiologi menunjukan adanya titik titik halus yang disebut “Iground glass appearance”, batas jantung dengan diafragma tidak jelas seperti ada duri duri landak sekitar jantung (Percupine hearth)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

artikel yang sangat bagus dan memberikan informasi yang gamblang
www.sepatusafetyonline.com

Unknown mengatakan...

ini sumbernya dari buku apa ya ?

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews