Jumat, 06 Mei 2011

Maloklusi 1

Maloklusi merupakan keadaan yang menyimpang dari oklusi normal,hal ini dapat terjadi karena tidak sesuainya antara lengkung gigi dan lengkung rhang.hal ini dapat terjadi baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Posisi gigi geligi yang baik merupakan faktor yang penting untuk estetis, fungsi, dan memelihara atau memperbaiki kesehatan gigi. Adakalanya maloklusi itu tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan seseorang tetapi dapat menimbulkan gangguan fungsi yang tidak diinginkan dan ketidakseimbangan estetikgambaran klinis dari maloklusi berupa crowding,diastema,atau pola gigitan yang tidak normal,misalnya croos bite/gigitan bersilang,baik anterior maupun posterior.
Tidak semua kebiasan jelek dapat menyebabkan maloklusi,tetapi ada 3 syarat kebiasaan jelek dapat menyebabkan maloklusi yaitu:lamanya kebiasaan itu berlangsung,frekuensi kebiasaan yang sering,intensitas tekanan yang mengenai gigi geliginya.
1.    Definisi maloklusi.
  • Oklusi abnormal yang ditandai dengan tidak benarnya hubungan antara lengkung disetiap bidang spatial atau anomaly abnormal dalam posisi gigi.(kamus kedokteran gigi)
  • Ketidakteraturan gigi-gigi diluar ambang normal atau malrelasi rahang pada tiap ketiga bidang ruang sagital,vertical atau tranversal.(diagnosis orthodontic,Houston)
  • Menurut strang,Oklusi gigi yang menyimpang dari normal.
  • Menurut dewey,suatu penyimpangan dari oklusi normal yang mengganggu fungsi yang sempurna dari gigi geligi.
  • Maloklusi adalah keadaan gigi geligi yang menyimpang dari oklusi normal atau dapat pula diartikan sebagai keadaan menyimpang dari hubungan normal antara gigi dengan gigi dalam satu lengkung atau antara gigi geligi pada lengkung gigi atas dan gigi geligi pada lengkung gigi bawah.
  • Maloklusi primer:akibat dari malrelasi antara pertumbuhan dan posisi serta ukuran gigi.(timbul pada gigi yang sedang berkembang)
  • Maloklusi sekunder:posisi gigi yang berubah akibat tanggalnya satu atau beberapa gigi atau akibat penyakit periodontium.(oklusi ed 2,H.Thomson).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa malolusi merupakan keadaan yang menyimpang dari oklusi normal,hal ini dapat terjadi karena tidak sesuainya antara lengkung gigi dan lengkung rhang.hal ini dapat terjadi baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Posisi gigi geligi yang baik merupakan faktor yang penting untuk estetis, fungsi, dan memelihara atau memperbaiki kesehatan gigi. Adakalanya maloklusi itu tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan seseorang tetapi dapat menimbulkan gangguan fungsi yang tidak diinginkan dan ketidakseimbangan estetikgambaran klinis dari maloklusi berupa crowding,diastema,atau pola gigitan yang tidak normal,misalnya croos bite/gigitan bersilang,baik anterior maupun posterior..

2.     Klasifikasi maloklusi:
a.    Klasifikasi angle
Berdasar pada hubungan rahang dibidang sagital dan adanya relasi molar pertama permanen.karena letak molar pertama permanen tetap stabil dalam perkembangannya pada rahang sehingga dengan melihat relasi molar dapat dilihat pula relasi rahang.(tidak memperhatikan jika gigi molarnya dicabut atau tanggal)
●klas I:
Maloklusi dimana terdapat hubungan antero posterior rahang yang normal dilihat dari molar pertama tetap.
dimana gigi molar posisinya baik dan kedua lengkung gigi atas dan bawah menutup denagn posisi oklusi yang baik,tonjol mesiobukal gigi molar pertama atas mempunyai relasi mesiodistal yang normal terhadap alur/groove mesiobukal gigi molar pertama bawah,ujung gigi kaninus ats berada pada bidang vertical yang sama seperti ujung distal gigi kaninus bawah,gigi premolar ats berinterdigitasi dengan cara yang sama dengan gigi-gigi premolar bawah.
●klas II:
Rahang bawah sekurang-kurangnya setengah cusp lebih ke distal dari rahang atas dilihat dari relasi molar pertama permanen.lengkung gigi bawah terletak lebih posterior dari pada lengkung gigi ats dibandingkan pada hubungan kelas I.(disebut hubungan postnormal/distoklusi).
Kelas II dibagi menjadi 2 divisi yaitu:
*divisi I
Insisivi pertama ats proklinasi/protrusi sehingga terdapat peningkatan overjet insisal.gigi insisivus lateral atas juga proklinasi.
*divisi II
Insisivus pertama ats retroklinasi,insisivi kedua ats proklinasi dan overbite incisal kedalam(gigitan dalam) dan lebih besar.overjet/jarak gigit bisa normal atau lebih besar.
●klas III
Rahang bawah sekurang-kurangnya setengah cusp/tonjol lebih besar ke mesial terhadap rahang ats,dilihat dari hubungan molar pertama permanen dan terdapat gigitan silang anterior.
(disebut pula hubungan prenormal).lengkung gigi bawah terletak lebih ke anterior terhadap lengkung gigi atas
b.    Klasifikasi insisivus
●klas I
Insisal edge bawah beroklusi dengan bagian tengah permukaan palatal insisivus atas atau terletak langsung dibawahnya bila ada overbite incomplete.
●klas II
Insisal edge bawah terletak dibelakang bagian tengah permukaan palatal insisivus atas.
Klas II dibagi menjadi 2 yaotu:
*divisi I
Insisivus pertama atas proklinasi/maju.
*divisi II
Insisivus pertama atas retroklinasi/mundur.
●klas III
Insisal edge bawah terletak didepan bagian tengah permukaan palatal insisivus atas.
Maloklusi terdiri dari 3 golongan  yaitu:
a.    Malposisi dan malrelasi dari tiap-tiap gigi(Dental dysplasia)adalah suatu keadaan di mana relasi antara gigi geligi yang tidak harmonis, contoh : Gigi dalam keadaan salah letak gigi.
b.    Malrelasi dari lengkung gigi dan tulang rahang(Skleto Dento Displasi): adalah di samping hubungannya antara gigi geligi yang tidak harmonis, juga relasi RA terhadap RB dan relasi rahang dengan cranium (baik RA dan RB) tidak normal terhadap tulang kranium.
c.    Malformasi dari bentuk tulang rahang(Skeletal dysplasia): adalah kemungkinan relasi gigi geligi normal tapi hubungan RA dan RB tidak normal/ hubungan RA, RB dengan cranium. Contoh : maloklusi klas III.
3.    Maloklusi terjadi pada kondisi-kondisi berikut ini:
a.    Ketika kebutuhan bagi subyek untuk melakukan posisi postural adaptif dari mandibula
b.    Jika ada gerak menutup translokasi dari mandibula,dari posisi istirahat atau dari posisi postural adaptif ke posisi interkuspal.
c.    Isa Jika posisi gigi adalah sedemikan rupa sehingga terbentuk mekanisme reflex yang merugikan selama fungsi pengunyahan dari mandibula.
d.    Jika gigi-gigi menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak mulut.
e.    Jika ada gigi yang berjejal atau tidak teratur yang bias merupakan pemicu terjadinya penyakit periodontal dan gigi.
f.    Jika penampilan pribadi yang kurang baik akibat posisi gigi.
g.    Jika ada posisi gigi-gigi yang menghalangi bicara yang normal.
4.    Factor penyebab dari timbulnya kebiasan buruk.
Kebiasaan jelek  merupakan  penyebab kesalahan letak dan hubungan gigi yang slah yang kadang tidak disadari.
Kebiasaan jelek dibagi menjadi 2 yaitu:
•    Kebiasaan bukan karena terpaksa
Mula-mula dilakukan satu perbuatan yang tidak baik dalam keadaan sadar,kemudian diulang-ulangi hingga akhirnya kesadaran itu jadi hilang dimana perbuatan itu akhirnya menjadi perbuatan yang otomatis akan dilakukan tanpa berpikir terlebih dahulu.
•    Kebiasaan karena trpaksa
Kebiasaan ini dilakukan karena emosi.misalnya seorang anak yang kecewa akibat perlakuan yang tidak baik dari orang tuanya,anak itu akan merasa gelisah tidak merasa puas dan sering melamun.perasaan ketidak puasan menuntut suatu penyaluran, dimana penyaluran pemuasan emosi ini berupa kebiasaan-kebiasaan jelek seperti mengisap jari,mengigit bibir atau menggertakkan gigi,menggiit lidah dll.
Tidak semua kebiasan jelek dapat menyebabkan maloklusi,tetapi ada 3 syarat kebiasaan jelek dapat menyebabkan maloklusi yaitu:lamanya kebiasaan itu berlangsung,frekuensi kebiasaan yang sering,intensitas tekanan yang mengenai gigi geliginya.
Penyebab anak melakukan kebiasaan buruk antara lain
●bayi kurang puas menghisap susu dari ibu.
Hal ini terjadi karena ASI  yang keluar hanya sedikit,atau ibu kurang member asupan ASI karena sibuk bekerja diluar.selain itu bila bayi diberi susu dari dot maka kurang adanya perasaan nyaman dan terjaga dari ibu,oleh sebab itu bayi biasanya mencari kepuasan dan kenikmatan sendiri dengan menghisap sesuatu.
●faktor emosi
Anak yang merasa lapar akan mengatasi rasa laparnya dengan menghisap jari,anak yang marah,sedih,bosan,rasa takut dan ketegangan karena sesuatu seperti dimarahi maka anak tersebut akan mencari pelampiasan dengan melakukan kebiasaan jelek seperti menghisap jari.
●faktor kasih sayang
Anak yang kurang mendapat kasih sayang/perhatian dari oaring tuanya maka dia akan mencari kesibukan sendiri dengan melakukan kebiasan–kebiasaan dengan maksud menarik perhatian untuk mengisi kebutuhan jiwanya.
●faktor kebebasan bergerak
Apabila kebebasan bermain atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kecerdasan/kepandaian dilarang maka anak tersebut biasanya melakukan kebiasaan jelek untuk mengganti waktunya yang tidak melakukan kegiatan apa-apa.(terlalu dimanjakan seperti selalu digendong dan dikurung didalam rumah).
5.    Cara pencegahan kebiasaan buruk antara lain:
•    mengusahakan agar bayi menghisap ASI selama mungkin(2tahun)
•    mengusahakan pemberian makanan dan minuman tepat pada waktunya sehingga anak tidak merasa lapar.
•    kalau ibu tidak menyusui,usahakan ibu memberikan dot yang sesuai dengan puting susu ibu.
•    kalau air susu ibunya terlalu deras sehingga menyebabakan anak cepat kenyang maka berilah dot latihan yang sesuai dengan bentuk puting susu ibu untuk menyalurkan kemampuan naluri menghisap dari si bayi.
6.    Cara menghilangkan bad habit
Cara menghilangkan kebiasaan buruk antara lain:
-adanya edukasi dari orangtua,dokter dan orang-orang terdekat  untuk membujuk dan memotivasi anak agar menghilangkan kebiasaan jeleknya itu.karena kebiasaan itu dapat hilang bila ada motivasi dari anaknya sendiri.
-memberi penjelasan kepada anak secara halus tentang kejelekan menghisap jari,misalnya kotoran pada sela-sela kuku yang masuk lewat mulut dapat menyebabkan sakit perut.
-jangan biarakan anak merasa sendirian,bosan,melamun,sedih,kesepian karena anak yang seperti itu biasanya mencari kesibukan lain seperti menghisap jari.
-apabila anak belum dapat menerima penjelasan maka orang tua dapat mencoba mengolesi permukaan ibu jari dengan cairan yang tidak mengenakan,misalnya garam,lada,minyak kayu putih,jamu,obat merah.
-memberi sarung tangan atau membalut ibu jari dengan alat tertentu misalnya hansaplas,perban.
-apabila kebiasaan itu disertai kebiasaan lain/sekunder seperti menarik-menarik ujung rambut,memegang daun telinga dll,maka hindarilah agar anak itu dapat menghilangkan kebiasaan sekundernya.misalnya dengan memotong rambut si anak,atau memakaikan jilbab pada anak waktu tidur/waktu anak mau melakukan kebiasaan primernya.
- Hadiah : Stiker, buku cerita, perilaku khusus, atau waktu berlibur dengan orang tua bila anak bebas menghisap satu hari
7.    Akibat dari kebiasaan buruk
Mengisap ibu jari
Kebiasaan ini dilakukan anak-anak waktu maw tidur atupun selama dia tidur atau waktu dia melamun.bila anak mengisap jempol dengan permukaan jempol(bagian telapaknya)mengarah keatas,gerakannya akan mendorong rahang atas kedepan dan rahang bawah ke belakang.sedangkan bila telapak jari itu menghadap kebawah maka rahang bawah akan didorong kedepan sehingga terjadi gigi depan yang menjerongos kedepan.kemudian gigi atas depan tidak bisa berkontak dengan gigi depan bawah(gigitan terbuka).
Mengisap lidah
Bila anak mengisap lidah maka gigi depan atas akan menjerongos kedepan dan juga gigitan terbuka.dan bila menkan-nekankan lidah kepipi sambil menggigitnya maka dapat menyebabkan gigi belakang menjadi miring kearah dalam.
Menghisap dan menggigit bibir
Bibir bawah diletakkan diantara gigi depan atas dan bawah kemudian digigit-gigit dan ditarik keluar,akan mengakibatkan gigi depan atas akan menjerongos ke depan.
bila jarak antara gigidepan atas dan bawah sudah sama dengan tebalanya bibir bawah maka bergeraknya gigi depan sudah maksimal dan gigi-geligi ini tidak kan kembali pada posisi yang normal selama kebiasaan itu belum dihentikan.
Mengisap pipi
Kebiasaan menghisap pipi ini kadang-kadang dilakukan hanya pada sebelah pipi kiri dan kanan saja,tapi kadang dilakukan pada kedua belah sisi sekaligus.kebiasaan ini akan menyebabkan gigi-geligi belaksng menjadi miring ke arah lidah.
Menggertakan gigi
Sering kita lihat orang menggertakan giginya.perbuatan ini bias kita lihat waktu orang sedang dalam keadaan memendam kearahan atau pada waktu mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan serius.tapi ada juga orang yang dalam keadaan istirahat pun suka menggertakan giginya karena itu sudah menjadi kebiasaan yang dia tidak sadari waktu melakukannya.
Pada waktu malam,orang yang sedang tidur ada juga yang mempunyai kebiasaanmenggertakan giginya sehingga kedengaran sepwrti suara menggesek,akibat dari suka menggertakan gigi adalah:
Gigi menjadi pendek karena terjadi keausan dan juga karena tekanan kedalam akibat menggertkan gigi terus-terusan.gigi depan atas menjadi menjerongos dan kelihatan bertambah panjang akibat tekanan gigi depan bawah.
Bernafas lewat mulut.
Penyebabnya antara lain:
•    Hidung yang tersumbat karena:adanya radang dalam lubang hidumg,lubang hidung yangs sempit,ada adenoid/pembengkakan didalama hidung,adanya reaksi alergi di dalam hidung.
•    Kebiasaan:dimana kadang-kadang walaupun penyebab diatas sudah sembuh dengan pengobatan namun demikian baernafas melalui mulut sudah menjadi satu kebiasaan yang terus menerus dilakukan.
•    Lapar udara:dapat terjadi karena adanya perasaan kurang mendapat udara bila melalui hidung saja.kebiasaan ini bias terjadi pada anaka yang mempunyai penyakit jantung,orang-orang yang bekerja keras dan lari yang jauh.
Akibat dari kebiasaan ini yaitu;rahang atas sempit,gigi belakang atas yang miring kearah dalam,gigi depan atas menjerongos.
 Dari kebiasaan diatas dapat disimpulakan bahwa kebiasan buruk dapat menyebabkan :proklinasi insisivus atas dan retroklinasi insisivus bawah,reduksi/mengecilnya overbite incomplete dan penambahan overjet,protrusi,diastema,insisivi bawah linguoversi,gigitan terbuka anterior/insisivi atas yang protrusive,lengkung rahang atas yang menyempit.
8.    Perawatan maloklusi
-orthodontik:perawatan yang dilakukan untuk menkoreksi maloklusi yang membutuhkan waktu yang lama sehingga perlu adanya kerjasama antara pasien dengan dokternya.
-pemasangan sebuah pesawat didalam mulut anak.
-Penggunaan plate lepas untuk meningatkan anak agar tidak melakukan kebiasaan jeleknya lagi.
-adanya edukasi dari orangtua,dokter dan orang-orang terdekat  untuk membujuk dan memotivasi anak agar menghilangkan kebiasaan jeleknya itu.karena kebiasaan itu dapat hilang bila ada motivasi dari anaknya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews