Kamis, 28 April 2011

Pulpa dan Pulpotomi


·         Pulpa
1.      Factor yang mengiritasi pulpa:
Sumbernya grossman
a.       Fisis
Yang termasuk dalam sebab fisis ada 3 yaitu:
Ø  Injuri Mekanis:injuri ini biasanya disebabkan oleh trauma dan pemakaian patologik gigi.
-          Trauma dapat disertai atau tidak disertai oleh fraktur mahkota atau akar.trauma lebih sering terjadi pada anak-anak.trauma biasanya terjadi karena pukulan keras pada gigi waktu berkelahi,olahraga,kecelakaan dan kebiasaan buruk seperti bruksism.
-          Selain itu kadang beberapa prosedur dlm KG dpt melukai pulpa seperti:preparasi kavitas ,ekscavasi,dll.
-          Pemakaian patologik maksudnya adalah penggunaan gigi secara berlebihan atau salah(contohnya: abrasi,atrisi dan tekanan oklusal yang berlebihan.)
-          Sindroma gigi retak yaitu adanya fraktur atau retak pada email yang lama kelamaan dapat merambat ke dentin yang kemudian ke pulpa.untuk malihat retak pada email dapat manggunakan zat pewarna atau transluminasi.
-          Radiasi laser dapat menyebabkan perubahan degenerative pada pulpa.
-          Reaksi pulpa terhadap tumpatan seperti tumpatan amalgam perak,amalgam tembaga,silikat dan komposit.dimana makin dalam kavitas,makin besar kerusakan yang disebabkan tetapi pada kebanyakan kasus pulpa akan sembuh kembali karena dentin dapat membentuk dentin reparative.
Ø  Termal
Contohnya panas karena preparasi kavitas yang tidak diberi pendingin,panas gesekan selama pemolesan,proses pengerasan semen(injuri sementara pada pulpa),perubahan temeperatur dari makanan seperti habis makan atau minum panas langsung minum atau makan-makanan yang dingin.
-          Listrik :arus galvanic dari tumpatan yang tidak sama.
-          Barodontalgia:nyeri gigi yang terjadi pada tekanan atmosferik yang rendah (tekanan yang rendah).contohnya pegunungan dan penerbangan.(anggi dan sela)
b.      Kimiawi
contohnya adalah bahan restorasi semen silikat,pembersih kavitas asam sitrat,etsa asam pada aplikasi resin komposit,bahan sterilisasi seperti alcohol,kloroform.
c.       Bakterial
Bakteri dapat masuk kedalam pulpa dengan melewati karies dan bisa juga melalui kecelakaan.bakteri yang sering ditemukan dalam pulpa adalah streptococcus dan staphylococcus.
Bakteri dapat masuk kedalam pulpa melalui 3 cara yaitu:
-          invasi langsung ke dentin contohnya melalui karies,fraktur,terbukanya pulpa melalui preparasi(kontaminasi smear layer),atrisi dan abrasi.
-          invasi melalui pembuluh darah atau limfatik yang terbuka.ini berhubungan dengan infeksi pada jaringan periodontal,infeksi gusi.
-          invasi melalui darah.(grossmann et all)
Sumber rasinta tarigan.
Menurut buku perawatan pulpa gigi penyebab dari penyakit pulpa ada 2 yaitu:
a.       Penyebab yang tidak berhubungan dengan prosedur dentistry.
·         Bakteri.
Penyebab utama karies adalah mikroorganisme dan  produknya,menurut branstrom dan lind(1965) reaksi pulpa dapat terjadi pada lesi dini dentin.dengan berlanjutnya proses karies walaupun pulpa belum terkena sel-sel peradangan akan mengadakan penetrasi ke pulpa melaui tubulus dentin yang terbuka sehingga jika karies sudah meluas mengenai pulpa itu berarti telah terjadi peradangan kronis.
Selain itu peradangan pulpa juga dapat terjadi pada penyakit periodontal baik yang disertai pocket yang dalam maupun pocket yang kurang dalam tetapi disertai saluran akar lateral.
·         Mekanis.
Cedera pulpa dapat terjadi karena atrisi,abrasi,trauma.trauma dapat terjadi karena pukulan paada wajah(adanya fraktur) jika pulpa terbuka maka kuman dapat masuk dan menyebabkan peradangan pulpa.
·         Kimiawi.
Kerusakan pulpa dapat terjadi oleh karena bahan2 yang bersifat asam.
b.      Penyebab yang berhubungan dengan prosedur dentistry.
·         Pada Mekanis.
Pengambilan jaringan dentin selama preparasi kavitas dapat menyebabkan cedera pulpa terutama terutama pada pemakaian bur dengan kecepatan tinggi.
Salah satu factor yang memegang peranan penting dalam cedera pulpa adalah ketebalan dentin,yaitu makin dalam kavitas iritasi akan semakin besar.dengan pendinginan atau semprotan air kerusakan pulpa dapat dihindari.
Pada saat pembuangan jaringan karies apabila pemakaian instrument kurang hati2 kadang2 dapat juga menyebabkan terbukanya pulpa yang diikuti dengan kontaminasi kuman.salah satu lain adalah restorasi yang dapat menyebabkan oklusi traumatic.pesawat ortodonti juga dapat merusak jaringan pulpa.(preparasi kavitas menyebabkan terbukanya tubulus dentin dan odontoblas menjadi terparalisis kareana keluarnya cairan melalui tubulus dentin.




·         Termal.
Cedera pulpa karena termal ini biasany terjadi karena pemakian bur tanpa semprotan pendingin,transmisi panas yang disebabkan waktu memoles restorasi logam,semen(eksotermis).
·         Kimiawi.
Reaksi pulpa biasanya terjafdi pada restorasi yang berkontak langsung dengan dasar kavitas.bila kavitasnya dangkal biasanya akan terbentuk dentin reparative,tetapi bila kavitasnya dalam biasnya menyebabkaan peradangan pulpa.
Contohnya:
Ø  Semen silikat karena keasamannya.
Semen silikat fungsinya restorasi gigi anterior dan bahan perekat untuk perawatan orto dan sebagai restorasi jangka menengah.
Sifat biologinya:phnya adalah kurang dari 3bila dimasukkan kedalam kavitas dan akan tetap dibawah 7 sampai beberapa bulan.karena asamnya inilah pemakaian semen ini perlu adanya perlindungan pulpa.
Ø  Semen seng fosfat karena keasamannya.
Keasaman seng fosfat juga cukup tinggi pada saat protesa ditempatkan pada gigi.dua menit waktu pengadukan ph semen naik 5,5 hingga 24 jam.jika adukannya encer maka ph akan lebih rendah.pada penelitian seng fosfat yang dibuat dengan cairan asam fosfor radioaktifmenunjukan beberapa gigi,asam dari semen dapat menembus ketebalan dentin sampai 1,5 mm.jika dentin tidak dilindungi dengan pelindung pulpa maka akan pulpa dapat cidera.
·         Electric.
Adanya tumpatan logam dengan bahan yang berbeda misalnya emas dengan amalgam.bahn tuympatan ini yang berbeda ini dapat berkontak sewaktu mastikasi  yang ini dapat menyebabkan adanya aliran listrik.selain itu tumpatan ini tanpa berkontak juga dapat menyebabkan iritasi yaitu karena adanya aliran saliva yang mengandung elektrolit.

 Endodontic pada anak.
·         Akibat proses karies.
Kerusakan gigi pada anak biasanya disebabkan karena karies (untuk posterior)sedangkan pada gigi anterior lebih disebababkan karena adanya truma.
Bila proses karies meluas dari email ke dentin akan dibentuk dentin sklerotik oleh aposisi mineral intra dan interdentin.sedangkan dentin reparative atau dentin tersier yang disekresikan oleh sel pulpa tipe mesenkim yang berdiferensiasi menjadi odontoblas baru.jika proses karies berlangsung lebih cepat daripada pembentukan dentin reparative,pembuluh darah pulpa akan melebar dan terlihat sel inflamasi yang menyebar terutama didaerah yang bersebelahan dengan tubuli dentin yang terlibat.selama pulpa belum terkena,karies dan restorasi kavitas dapat mengembalikan kesehatn pulpa.(whitwotrh dan Nunn 1997)jika karies tetap tidak terawatt akhirnya pulpa akan terbuka.
·         Akibat prosedur operatif.
Reaksi pulpa terhadap prosedur operatif dapat bersifat ringan dan berat,bergantung pada tehnik yang digunakan.jika tehniknya lembut
Reaksinya akan ringan,dan hanya terjadi perubahan kecil pada lapisan odontoblas yang dapat diobservasi sebagai akumulasi cairan.pada prosedur operatif yang berat inti odontoblas dapat tersedot kedalam tubuli dentin yang dapat menimbulkan perdarahan dan inflamasi yang meluas dan kadang menimbulkan nekrosis pada pulpa(Fulks 1994)
Pada tehnik yang lembut digunakan pendinginan yang memadai dan tekanan minimal.preparasi kavitas tanpa menggunakan pendingin dengan air akan mengakibatkan perubahan pulpa yg ireverisbel karena panas dari ujung bur.
Untuk mencegah timbulnya panas dan kerusakan pulpa maka perlu dilakukan hal2 sebagai berikut:
Ø  Preparasi kavitas harus sedangkal mungkin dengan tetap mempertahankan prinsip preparasi kavitas.
Ø  Penggunaan bur yang kecil dan tajam.
Ø  Pendinginan yang memadai dengan tekanan yang minimal.
Ø  Pengeringan dentin yang berlebihan dengan semprot udara sedapat mungkin dapat dihindari.

2.      Pemeriksaan pulpa(vital dan tidak vital):
§  Inspeksi : Dengan memeriksa dan memelihat keadaan rongga mulut yang mengalami pembengkakan, pewarnaan, tambalan yang pecah dll.
§  Perkusi:gigi diberi pukulan cepat dan keras,mula-mula dengan jari tangan yang kemudian dengan tangkai instrument.
Perkusi urutan giginya harus diubah-ubah biar tidak terjadi bias.(perkusi untuk pemeriksaan periodontal).
Kepekaan perkusi menunjukan bahwa peradangan telah meluas melewati gigi ke dalam jaringan penyangga.
§  Palpasi:melakukan tekanan dengan tangan/jari untuk melihat adanya pembengkakan.pembengkakan ini biasa terjadi pada gigi non vital.
§  Tes mobilitas dan depresibilitas.
Tes mobilitas dengan cara menggerakan suatu gigi kearah lateral dari soketnya dengan menggunakan jari atau instrument.mobilitas gigi sulung dapat terjadi seabgai akibat proses fisiologis atau patologis.resorpsi akar secara fisiologis lebih dari ½ panjang akar merupakan kontra indikasi pulpa dan pencabutan.(Kennedy,1976).mobilitas patologis disebabkan oleh resorpsi akar atau tulang(keduanya) dan keadaan ini biasanya non vital.resopsi tulang ditandai adanya radiousensi periapikal atau interradikuler atau furkasio pada radiogram.
depresibilitas dengan cara menggerakan suatu gigi kearah vertical dalam soketnya.derajat 3 biasanya menandakan adanya abses apical.
Palpasi, perkusi, mobilitas dan depresibilitas digunakan untuk menguji keutuhan ikatan ligament dan tulang dan tidak didiagnosis bila penyakitnya terbatas pada ruang pulpa gigi tetapai untuk menguji periodonsium.

§  Radiografi untuk menunjukan adanya pegeroposan tulang dan gigi.
§  Tes  vital
-          listrik:menguji vitalitas pulpa yaitu untuk merangsang respon pulpa.pengujian ini tidak dapat dilakukan pada gigi dengan restorasi yang tertutup penuh karena stimulus listrik tidak dapat melalui bahan restorasi seperti akrilik,keramik.
-          Termal : Tes dengan menggunakan aplikasi dingin dan panas.
Tes dingin biasanya dengan menggunkan chlor etil sedangkan tes panas dengan menggunakan air panas.
Tes ini lebih sering menggunakan CE/aplikasi dingin.
Hasil tes ini dapat dipengaruhi oleh:
Ø  Gigi dengan restorasi dan suatu bahan dasar proteksi pulpa yang luas.
Ø  Gigi yang belum lama mengalami truma.
Ø  Gigi yang belum lama erupsi dengan pembentukan akar yang tidak lengkap.
Ø  Obat-obat sedative yang digunakan pasien.
Ø  Pasien dengan rasa ambang rasa sakit yang luar biasa.

§  Tes anestetik : Dengan menganestesi semua gigi satu persatu hingga rasa sakit giginya hilang.
§  Tes kavitas : tes ini adalah dengan cara mengebur dengan tekanan yng rendah tanpa diberi pendingin serta anestesi.tetapi tes ini tidak diindikasikan pada perawatan endodontic.(groosmann et all)

3.      Bentuk pertahanan:
Ø  Tubulus dentinalis mengandung prosesus odontoblas dan cairan yang berasal dari pembuluh darah pulpa.stimulus dihantarkan dari permukaan gigi ke serabut sarf yang berada didalam pulpa dibawahnya melalui cairan yang berada di dalam tubulus dentin.menurut teori hidrodianmika mengenai sensitivitas dentin,pemajanan permukaan gigi terhadap dingin atau panas menyebabkan kontraksi atau ekspansi cairan didalam tubulus sehingga tercipta daya hidrolik.sehingga menyebabkan aliran keluar yang cepat dari cairan yang berada di dalam tubulus dentin.pergerakan cairan ini adalah mekanisme transduksi yang mempengaruhi ujung sarf sensoris mekanoreseptif mengeluarkan sinyal nyeri
Ø  Dentin tersier (reparative).
Dentin ini merupakan suatu mekanisme pertahanan yang utama.ini adalah cara alamiah untuk menutup luka atau penyakit pada tubulus dentin dipermukaan pulpa(menghilangkan efek dari atrisi,karies,trauma).
Tubulus dentin yang terletak dibawah lesi karies sering tertutup sebagian mineral suatu kejadian yang menyebabkan sklerosis dentin.sklerosis ini menyebabkan permeabilitas menjadi turun.selainitu pengeringan juga dapat menyebabkan mengalirnya cairan keluar dari tubulus secara cepat.pergerakan cairan keluar juga dapat megakibatkan perpindahan odontoblas,odontoblas terlepas dari odontoblas dan terdorong keluar ke dalam tubulus dentin.
·         Pulpotomy
1.      Definisi:
·         pengambilan jaringan pulpa bagian korona dengan cara bedah,biasanya diikuti perlekatan obat2an pada orifis pada gigi yang masih vital.obat2nya adalah:kalsium hidroksida,formokresol.
·         Pulpotomi adalah pengambilan pulpa mahkota secra bedah(ilmu endodontic dalam praktek,Louis Grossman,et all.)
·         Pemotongan jaringan pulpa pada bagian koronal yang mengalami infeksi(perwatan pulpa gigi,rasinta tarigan)
·         Pengambilan seluruh pulpa bagian korona gigi dengan pulpa terbuka karena infeksi.(perawatan endodontic pada anak,arlia budiyanti)
·         Suatu operasi aman dan berguna untuk memelihara vitalitas pulpa radikular.
·         Prosedur pembuangan jaringan pulpa di korona sampai ketinggian pulpa yang masih sehat(kadang sukar ditemukan) serta perdarahannya harus dalam batas normal dan mudah dikendalikan.(prinsip dan prakstik ilmu endodontic ,Walton n’torabinejad).
·         Prosedur dimana seluruh pulpa bagian mahkota dibuang dengan tujuan menghilangkan semua jaringan pulpa yang terinfeksi,pulpa bagian akar kemudian dirawat .pulpotomi dilakukan terutama pada gigi-gigi vital dengan pulpa terbuka lebih besar dari yang diperbolehkan untuk pulpa capping.(perawatan gigi anak,Andlaw n’ Rock)
·         Pembuangan pulpa vital dari kamr pulpa kemudian diikuti oleh penempatan medikamen diatas orifis yang akan menstimulasikan perbaikan sisa jaringan pulpa vital diakar tertsebut.(konservasi gigi anak)

2.      Macam dan kelebihan dan kekurangannya dan reaksi pulpa setelah perawatan.
Dressing yang dipakai adalah kalsium hidroksida dan formokresol.dibawah lapisan karies yang diinduksi,sel-sel mesenkimal yang tidak berkembang pada daerah kaya sel berkembang biak,berdiferensiasi menjadi odontoblas dan bergerak dibawah ke daerah nekrosis/daerah yang terkena karies.odontoblas yang baru berkembang membentuk suatu lapisan satu sel yang menghasilkan dentin reparative untuk membentuk jembatan yang menutup dan melindungi pulpa.teori lain mengemukakan bahwa odontoblas baru berkembang dari fibroblast dan bukan dari sel mesenkimal yang berkembang.keparahan proses inflamatori menentukan kualitas dan kuantitas dentin reparative.inflamasi parah membentuk dentin reparative tanpa adanya tubuli dentin.sedangkan inflamatori yang ringan dapat membentuk dentin reparative serta beberapa tubuli dentin.formokresol tidak dapat merangsang pulpa untuk membentuk dentin reparative.




·         Menurut cara kerja bahan dressing yang digunakan
Ø  Bahan yang meningkatkan penyembuhan pulpa(kalsium hidroksida)
Selain kalsium hidroksida dapat pula digunakan seng oksida eugenol.
-          Kalsium hidroksida digunakan karena kemampuannya membentuk jembatan dan memelihara vitalitas pulpa. Sedangkan seng oksida eugenol menyebabkan suatu reaksi inflamatori kronis yang persisten bila diaplikasikan pada pulpa,pembentukan jembatan dentin lebih kecil.
-          Reaksi histologik yang digunakan dalam pulpotomi adalah pulpdent,dycal,dan hydrex(bersifat lebih mengiritasi dari 2 bahan lainnya.
-          kalsium hidroksida,methyl cellulose dengan air(pulpdent)sedangkan dycal adalah benyuk pasta cepat mengeras dari kalsium hidroksida.
Ø  Bahan yang mendisinfeksi dan memfiksasi jaringan pulpa (formokresol).
Efek formokresol terlihat sebagai menyebabkan nekrosis dan fiksasi sel jaringan dan mikroorganisme.nekrosis koagulasi dihasilkan didalam jaringan sekitar aplikasi formokresol.
Indikasi untuk perawatan ini adalah dilakukan pada gigi sulung yang pulpany terlihat dengan manifestasi klinis perubahan inflamatori yang terbatas pada pulpa mahkota atau pembukaan mekanis pada waktu prosedur operatif.pada gigi posterior permanen untuk perawatan pulpagia yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit pada keadaan daruraut.
Kontraindikasi:gigi sulnung yang luar bias sensitive serta pulpagia kronis.
(grossman et all).




·         Berdasarkan cara tindakan
Ø  Vital pulpotomi(formokresol pulpotomi)
Tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian korona yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi kemudian dilakukan pemberian pemberian medikamen diatas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikuler tetap vital.
Formokresol komposisinya:formalin 19 ml (bersifat karsinogenik dan mutagenic sehingga dipertanyakan penggunaanya di KG),cresol 35ml ,gliserin25 ml ,air 21 ml.tetapi formokresol tidak bahaya bila digunakan dalam jumlah yang tepat.
Indikasi:
a.       Terbuka pulpa karena prosedur pulp capping indorek ataupun factor mekanis selama preparasi kavitas yang kurang hati2.
b.      Gigi masih didukung >2/3 panjang akar.
c.       Pendarahan yang terkendali diatas pulpa yang diamputasi.
d.      Penderita kelainan darah.
Kontraindikasi
a.       Pulpa non vital dan adanya supurasi atau tanda2 lain dari nekrose.
b.      Dijumpai keluhan rasa sakit yang spontan maupun terus menerus.
c.       Terdapat resorpsi eksterna dan interna.
d.      Terdapat kehilangan tulang pada daerah periapeks maupun interadikuler.
e.       Terbentuk fistula
f.       Peka terhadap perkusi.
g.      Kalsifikasi pulpa.




Ø  Devitalisasi pulpitomi.
Menggunakan pasta formaldehid dengan komposisi : paraformaldehid, lignokain, carmine, carbowax, prophilene glikol.ada kunjungan kedua.menonvitalkannnya dengan arsen
Ø  Mortal pulpotomi.
Gigi non vital seharusnya memaki pulpektomi,tetapi apabila diguanakn pada gigi sulung tidak praktis.pada gigi dengan abse akut dapat dirawat dengan metode ini setelah didrainese pus dan pengendalian infeksi.
·         Berdasarkan bagian pulpa yang diambil
Ø  Pulpotomi partial.
Jika pulpa terbuka akibat preaparasi kavitas disini pulpa dalam kamar pulpa tidak diganggu masih dalam keadaan utuh.
Ø  Pulpotomi servikal.
Keseluruhan pulpa pada kavum pulpa sampai orifisium dibuang,kemudian diletakkan medikamen dilantai pulpa sampai menutupi seluruh orifis(foramen apical belum tumbuh sempurna)
3.      Tujuan:
·         Mempertahankan vitalitas pulpa radikuler dan membebaskan rasa sakit pada pasien.
4.      Indikasi dan kontraindikasi
Ø  Indikasi
ü  Pulpa vital,bebas dari pus atau tanda nekrosis.
ü  Pulpa terbuka karena factor mekanis selama preparasi kavitas yang kurang hati2 atau tidak sengaja.
ü  Pulpa terbuka karena trauma dan sudah lebih dari 2 jam tetapi belum melebihi 24 jam,tanpa terlihat adanya infeksi pada bagian periapeks.
ü  Gigi masih dapt diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang kar.
ü  Pada gigi posterior yang ekstirpasi pulpa sulit dilakukan.
ü  Apeks akar belum tertutup sempurna.
ü  Usia tidak lebih dari 20 tahun(dr.Sobarzo)
Sumber: Perawaatan pulpa gigi,rasinta tarigan.
ü  Tidak ada pulpitis radikular.
ü  Tidak ada rasa sakit spontan maupun menetap.
ü  Tidak adanya resorspsi internal.
ü  Tidak kehilangan tulang interadikuler.
ü  Tidak ada fistula.
ü  Perdarahan setelah amputasi pulpa berwarna pucat dan mudah dikendalikan.
Sumber: perawatan endodontic pada anak
-          Umum.
ü  Pasien kooperatif.
ü  Pasien dengan kelainan perdarahan.(hemophilia)
ü  Pasien dengan pengalaman jelek pada pencabutan(hubny dengan psikologis)
-          Gigi.
ü  Gigi geligi susu dimana semua molar lengkap atau dimana pengaruh pencabutan sebelumnya telah dikontrol baik oleh balancing ekstraksion atau space maintener.
ü  Gigi geligi campuran dimana diketahui bahwa terdapat ruangan yang terbatas untuk erupsi gigi.(mempertahankan gigi lebih disukai disbanding memggunakan space maintener.)
ü  Gigi geligi campuran dimana diketahui terdapat kekurangan ruangan yang cukup banyak bagi erupsinya gigi kaninus dan premolsr tetap .
Ø  Kontraindikasi
ü  Sakit jika diperkusi atau palpasi.
ü  Ada radiolusensi pada daerah periapeks atau radikuler.
ü  Pada pasein yang kesehatannya kurang.
ü  Pada pasien diatas 2o tahun
(perawatan pulpa gigi,rasinta tarigan)
ü  Sakit spontan.
ü  Sakit pada perkusi.
ü  Adanya pembengakakan.
ü  Fistula.
ü  Mobilitas patologis.(Fucks,1994)
ü  Kalsifikasi pulpa
ü  Terdapat pus atau eksudat(kennedy 1976)
ü  Perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dari pulpa yang terpotong.(Bastawi.1980 dan Fuks 1994)
 (perawatan endoontik anak).
-          Umum.
ü  Pasien dari keluarga yang mempunyai sikap yang kurang memperhatikan atau kurang baik terhadap kesehatan gigi dan konservasi gigi.
ü  Pasien dengan kerjasama yang kurang baik(non kooperatif)
ü  Pasien dengan penyakit jantung congenital atau demam rematik.
ü  Pasien dengan kesehtan umum yang buruk(misalnya diabetes,ginjal kronik,leukemia) atau pasien yang mempunyai daya tahan yang buruk terhadap infeksi dan kualitas penyembuhan yang buruk.
-          Gigi
ü  Gigi geligi dimana pengaruh pencabutan sebelumnya belum dikontrol.biasanay pencabutan lebih disukai daripada perawatan pulpa bila gigi antagonisnya hilang.
ü  Gigi geligi campuran dimana diketahui terdapat sedikit kekurangan ruangan bagi erupsinya gigi kaninus dan premolar.oleh sebab itulah pencabutan gigi molar susu tidak ada maslah tetapi bila molar kedua susu harus dirawat konservasi karena akan terdapat banyak ruangan.
ü  Gigi dengan abses akut.
ü  Gigi geligi dimana lebih dari 2atau gigi yang mempunyai pulpa yang terbuka.
ü  Gigi geligi dengan kerusakan mahkota yang besar dan menyeluruh sehingga restorasi setelah perawatan selesai tidak mungkin dilakukan.
ü  Gigi dengan karies yang menembus dasar kamar pulpa.
ü  Gigi yang sudah mendekati waktu eksfoliasinya.
ü  Gigi dengan resoprsi akar patologis yang telah lanjut.
Pengunaan kalsium hidroksida.
Ø  indikasi
-          pada gigi permanen anak-anak yang melibatkan pulpa dengan apeks akarnya yangbelum sempurna atau terbuka lebar.
-          Pada gigi permanen anak2 yang akarnya belum terbentu sempurna.
-          Karies
Ø  kontraindikasi:
-          tidak boleh dilakukan pada pasien yang pulpiotis ireversibel.
-          sensitivitas yang luar biasa terhadap panas dan dingin.
-          pulpagia kronis.
-          sensitif terhadap perkusi.
-          perubahan radiografik periradikular yang disebabkan karena perluasan penyakit pulpa kedalam jaringan periapikal.
Inflamasi yang berat, hubungannya dengan dentin reparative. Pembentukan dentin reparative berkurang bila adanya inflamasi.
 Penggunaan  formokresol
Ø  indikasi
-          perawatan untuk gigi sulung yang pulpanya terlibat dnegan manifestasi inflamasi dari prosedur operatif.
Ø  Kontraindikasi
-          gigi sulung yang luar biasa sensitive terhadap panas dan dingin.
-          mempunyai pulpagia kronis.
-          sensitif terhadap perkusi dan palpasi.
-          mempunyai perubahan radiografik yang disebabakan karena perluasan penyakit pulpa
-          mempunyai kamar pulpa atau saluran akar yang menyempit.
5.      Kelebihan dan kekurangan dibandingkan perawatan saluran akar lainnya
Keuntungan:
Ø  Dapat diselesaikan dalam waktu singkat,hanya 1-2 kali kunjungan.
Ø  Pengambilan pulpa hanya dibagian korona,hal ini menguntungkan karena pengambilan jaringan pulpa disaluran sulit dilakukan.
Ø  Iritasi instrument atau obat2 an terhadap jaringan periapeks dapat dihindarkan.
Ø  Jika perawatan ini gagal dapat dilakuakn pulpoektomi.
6.      Bagaimana perawatan pulpotomy tersebut dikatakan berhasil.
Gigi yang telah dirawat dengan berhasil memiliki tanda:
§  Pulpanya vital.
§  Tidak ada tanda atau gejala penyakit pulpa atau periapeks yakni tidak adanya rasa nyeri,tidaka ada pembengakakan,tidak ada saluran sinus,tidak ada radiolusensi,atau defek yang dalam pada penyondean sulkus gingival
§  Terdapat pertumbuhan akar yang berlanjut dan saluran akarnya menjadi menyempit yang menandakan adanya pembentukan dentin.
§  Terdapat suatu jembatan kalsifikasi yang mungkin tidak terlihat secara radiografi dibawah material pengisi. (torabinejad)
§  Tidak ditemukan lagi gejala klinis serta gigi dapat berfungsi kembali secara fisiologis.
§  Pada saat selesai dilakukan perwatan,tidak dijumpai lagi rasa sakit atau pembengkakan pada region yang dirawat,
§  Jaringan pada daerah apeks dan periodontal pada foto rontgent terlihat normal.

7.      Factor Kegagalan dalam perawatan pulpotomy:
§  Adanya kontaminasi bakteri didalam pulpa yang sumbernya dari hilangnya kerapatan korona.
§  Kesalahan dalam penegakan diagnosisdan rencana perawatan.
§  Kebocoran di korona.
§  Tidak adanya pemahaman mengenai anatomi pulpa.
§  Debriment atau desinfektan yang tidak adekuat.
§  Proteksi dari restorasi yang tidak adekuat.
§  Kesalahan dalam pengerjaan.
§  Keslahan dalam obturasi.
§  Fraktur akar vertical.

Ø  Penyebab praperawatan.
§  Adanya kekeliruan dalam mendiagnosis.
§  Adanya kesalahan dalam merencanakan perawatan.
§  Seleksi kasus yang kurang tepat(dokter mencoba merawat diluar kemampuannya)
§  Merawat dengan prognosis yang buruk.
Ø  Penyebab selama dan setelah perawatan.
§  Adanya kontaminasi bakteri didalam pulpa yang sumbernya dari hilangnya kerapatan korona.
§  Debriment atau desinfektan yang tidak adekuat.(pembersihan dan pembentukan/pembuangan pulpa vital yang terkena infeksi sampai bersih benar)
§  Proteksi dari restorasi yang tidak adekuat.
§  Kesalahan dalam pengerjaan.
§  Kesalahan dalam obturasi/tehnik pengisian saluran akar.

·         PSA
1.      Definisi:
Perawatan yang meliputi:
§  Pulpektomi.(tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi).
§  Apeksifikasi:suatu perawatan saluran akar untuk membantu pertumbuhan penutupan apeks gigi yang belum sempurna pada pulpa non vital tanpa adanya kelainan periapeks dengan pembentukan osteodentin atau substansi lain.
            Tujuannya:penutupan atau penyempitan pada apeks gigi.
§  Perawatan periapeks.
Tujuan:menghilangkan lesi periapeks trsebut dengan menghilangkan penyebab iritasi yang berasal dari ruang pulpa.
2.      Tujuan : untuk mengangkat seluruh jaringan saraf yang telah busuk karena teriritas dan menutup saluran akar dengan bahan yang khusus.
·         Mengapa gigi merasa sakit setelah dilakukan penumpatan??
Karena mungkin dokternya salah mendiagnosis,sehingga rencana perawatannya pun salah.disini dokter hanya melakukan penambalan saja ,padahal pasien sakit giginya.sedangkan gigi sakit ada hubungannya dengan penyakit pulpa.selain itu mungkin dalam penumpatannya terdapat karies sekunder akibat preparasi yang kurang steril,bersih serta bebas dari karies.
·         Kenapa rasa sakit semakin meningkat terutama pada malam hari??
Karena suhu pada malam harinya.karena gaya grafitasi pada posisi tidur.
·         Kenapa Tampaknya gambaran radiolusen sebesar jarum yang mengenai ruang pulpa dan resoprsi setengah apical pada akar mesial??karena adanya resorsi interna
·         Giginya apa yang sakit?? Posterior pada gigi susu.
·         Perawatan yang tepat  dilakukan ??pulpotomi.


klik disini

Daftar Pustaka

1.      Andlaw,R.J.1992.Perawatan Gigi Anak edisi 2.Jakarta:Widya Medica
2.      Walton,Richard dkk.2008.Prinsip &Praktik Ilmu Endodonsia edisi 3.Jakarta:EGC
3.      Budiyanti,E.Arlia.2006.Perawatan Endodontik Pada Anak.Jakarta:EGC
4.      Kennedy,D.B.1992.Konservasi Gigi Anak edisi 3.Jakarta:EGC
5.      Tarigan,Rasinta.2006.Perawatan Pulpa Gigi edisi 2.Jakarta:EGC
6.      Cameron,Angus.Hand Book Of Pediatric Dentistry third edition.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews