Jumat, 28 Oktober 2011

unit cost dan penentuan tarif


PENGHITUNGAN UNIT COST DAN PENENTUAN TARIF

Definisi Biaya
Akuntasi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Pengertian biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Tujuan akuntansi biaya adalah untuk penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan manajemen. Akuntansibiaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya -biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa untuk memenuhi kebutuhan penentuan harga harga pokok. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi di masa lalu atau biaya historis. Khusus untuk keperluan proyeksi atau penganggaran, biaya yang dikumpulkan atau disajikan dalam proyeksi pembiayaan atau anggaran ke depan adalah biaya yang diprediksi akan terjadi, dimana prediksi ini ditentukan berdasarkan kebutuhan sumber daya di masa yang akan dating.
Penggolongan Biaya
            Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntans ibiaya dikenal konsep “ different costs for different purpose “.  Penggolongan biaya dapat dilakukan menurut beberapa dasar diantaranya menurut obyek pengeluaran, menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, menurut fungsi pokok dalam perusahaan, menurut hubungan biaya dengan suatau yang dibiayai, atau menurut waktu manfaatnya.
a.       Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah pemakaian barang farmasi, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan pemakaian barang farmasi disebut “ biaya pemakaian barang farmasi “. Contoh penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran dalam sebuah klinik adalah sebagai berikut : biaya pegawai, biaya pemakaian barang farmasi, biaya barang dan jasa pemeliharaan, dan biaya jasa pelayanan.
b.      Penggolongan biaya menurut perilakunya terhadap dengan perubahan volume kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi biaya variabel, biaya tetap, biaya semivariabel, dan biaya semifixed. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran kegiatan tertentu. Biya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsure biaya variabel. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume kegiatan tertentu, penggunaannya dalam suatu unit kegiatan pelayanan tertentu, seperti unitadministrasi, security, keuangan, dll.
c.       Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu biaya modal dan biaya pendapatan.
Pengeluaran modal ( capital expenditure) adalah biaya yang mempunyai manfaat dari satu periode akuntansi ( biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender ). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dilakukan sebagai harga perolehan asset tetap, dan dibebankan dalan tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara dideprisiasi, diamortisasi, atau dideplesi. Oleh karena frekuensi pengeluarannya relative hanya sesekali saja yaitu pada awal usaha atau pada saat investasi modal, maka biaya ini seringkali disebut pula biaya modal ( capital cost ).
Pengeluaran pendapatan ( revenue expenditures ) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Oleh karena frekuensi pengeluarannya cenderung bersifat berulang untuk pandapatan periode berikutnya atau berulang antar periode akuntansi, maka biaya ini seringkali disebut pula Biaya rutin atau biaya berulang ( recrrent cost ).
Pengeluaran pendapatan ( revenue expenditures ) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntasi terjadinya pengeluaran tersebut.  Pada sat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Oleh karena frekuensi pengeluarannya cenderung bersifat berulang untuk pendapatan periode berikutnya atau berulang antar periode akuntansi, maka biaya ini seringkali disebut pula biaya rutin atau biaya berulang ( recurrent cost ).
Selain penggolongan diatas, perlu pula dipahami mengenai istilah biaya penggantian ( replacement cost), biaya depresiasi ( depreciation cost ), dan biaya kesempatan ( opportunity cost ). Biaya penggantian ( replacement cost) adalah biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan penggantian suatu alat atau sarana fisik yang dihitung dengan biaya pada saat ini. Misal : biaya yang diperlukan pada saat ini untuk mengganti dental unit yang dibeli tahun 1990 atau 2000 yang lalu.
Biaya depresiasi ( depreciation cost ) adalah biaya akibat menyusutnya nilai modal / aktiva. Misal : apabila digunakan metode penyusutan garis lurus, sebuah alat kesehatan memiliki masa pakai 10 tahun, maka biaya depresiasi per tahun adalah 10 %.
Biaya operasional adalah biaya yang digunakan untuk mengoperasikan barang modal dalam proses produksi. Barang-barang yang dibiayai dengan biaya operasional adalah barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari 1 tahun. Misal : biaya obat-obatan, biaya bahan obatan, biaya bahan habis pakai, gaji pegawai dll.
Biaya pemeliharaan adalah biaya yang digunakan untuk mempertahankan kapasitas barang modal dalam proses produksi. Misaal : biaya pemeliharaan gedung, alat medis & non medis, kendaraan, pelatihan, dll.
d.      Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Suatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya langsug ( dirct cost ) dan biaya tidak langsung ( indirect cost ). Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dapat dibagi menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Dalam hubungannya dengan departemen, biya dapat digolongkan menjadi biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen.
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung adalah biaya yang mudah ditelusur ke sesuatu yang dibiayai. Dengan kata lain, biaya ini adalah biaya yang secara langsung terkait dengan pelayanan pasien di unit produksi dan dapat ditelusuri secara jelas penggunaanya dalam suatu unti kegiatan produksi tertentu, seperti unit rawat inap, rawat jalan, kamr operasi, radiologi, laboratorium, dll. Contoh mudahnya, apabila pelayanan radiologi di suatu rumah sakit tidak ada, maka se”renteng”an biaya unit radiologi juga tidak aka nada. Biaya ini mencakup komponen biaya gaji pegawai, biaya alat medic & nono medic, biaya bahan habis pakai, biaya obat- obatan, dll.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayau. Dengan demikian biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak mudah ditelusur ke sesuatu yang dibiayai dan biasanya dalam pengitungan biaya per unit penghitungan biaya tidak langsung memerlukan proses alokasi tertentu. Biaya ini tidak terkait secara langsung dengan pelayanan pasien di unit produksi dan tidak dapat ditelusuri secara jelas.
Biaya kesempatan ( opportunity cost) adalah biaya yang hilang akibat dari pilihnya suatu alternative. Misal : Dana 100 juta rupiah diinvestasikan membangun sebuah klinik, maka dengan memilih membangun sebuah klinik berarti kehilangan kesempatan mendapatkan bunga deposito. Nilai bunga deposito dipandang sebagai parameter opportunity cost karena deposito merupakan sebuah instrument investasi yang sampai saat ini masih dikategorikan sebagai investasi berisiko rendah/bebas resiko di Indonesia.


Konsep akuntansi biaya dalam perhitungan biaya satuan (unit cost)
            Biaya satuan ( unit cost ) adalah biaya yang dihitung untuk satu satuan produk pelayanan  yang dihitung dengan cara membagi total cost dengan jumlah/kualitas output ( UC ( unit cost ) = TC ( total cost ) T/O ( total out put ) ).  Secara sederhana, biaya satuan sering kali disebut dengan “ rata-rata”. Yang merupakan hasil perhitungan dengan membagi biaya total dengan jumlah produksi. Hasil perhitungan biaya satuan terdapat dua macam biaya satuan yaitu biaya satuan normative dan biaya satuan aktual.
Biaya satuan normatif  disusun dengan terlebih dahulu menghitung prediksi beberapa besar biaya tetap dan berapa besar biaya vriabel. Untuk mendapat biaya tetap per satuan produksi dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan tanpa merubah biaya tetap total atau tanpa perlu penambahan kapasitas. Sedangkan untuk mendaptkan biaya variabel per satuan dihutung dengan menelusur beberapa biaya variabel yang dibutuhkan per satuan produksi atau dengan membgi total biaya variabel dengan jumlah out put yang akan diproduksi dengan total biaya variabel tersebut.
Sedangkan biaya satuan actual merupakan suatu hasil perhitungan berdasarkan atas pengeluaran nyata untuk menghasilkan produk pada kurun waktu tertentu. Biaya satuan actual dapat dijadikan dasar dalam penetapan tarif pelayanan kesehatan, namun perlu mempertimbangkan kemampuan membayar ( ability to play ) dan ketidakmampuan membayar ( willingness to play ) dari masyarakat.
Pengertian lain dari unit cost adalah total biaya yang berkaitan dengan unti yang diproduksi dan dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Untuk mendapatkan informasi biaya per unit, diperlukan definisi biaya produk, pengukuran, dan pembebanan biaya . Terdapat beberapa cara yang berbeda untuk mengukur dan membebankan biaya. Dua kemungkinan system pengukuran tersebut adalah perhitunagan biaya actual dan perhitungan biaya nirmal. Perhitungan biaya actual membebankan biaya actual bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead ke produk. Perhitungan biaya normal membebankan biaya actual bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke produk, akan tetapi biaya overhead dibebankan ke produk dengan menggunakan tariff perkiraan.



sampah medis dan pengolahannya


Sampah Medis dan Pengelolaannya

           Menurut Depkes Republik Indonesia berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan yang mana dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehataan bagi pengunjung , masyarakat terutama petugas yang menanganinya disebut sebagai limbah klinis.
Limbah klinis berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinary, farmasi atau yang sejenisnya serta limbah ayng dihasilkan rumah sakit pada saat dilakukan perawatan, pengobatan atau penelitian. Berdasarkan potensi bahaya yang ditimbulkannya limbah klinis dapat digolongkan dalam limbah benda tajam, infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif dan limbah plastik

hiperkes,ergonomi dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja)


HIPERKES
  1. Definisi :
cabang dari IKM, yang mempelajari cara-cara pengawasan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja dan masyarakat di sekitar perusahaan dan segala kemungkinan gangguan kesehatan dan keselamatan akibat proses produksi di perusahaan.
Lapangan kesehatan yg engurusi proses kesehatan secara menyeluruh (kuratif,preventif,penyesuaian factor manusiawi,hygiene).nurul
  1. Tujuan
    1. Agar masyarakat pekerja dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosialnya.
    2. Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan yang berasal dari perusahaan.
    3. Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan masyarakat konsumennya.
    4. Agar efisiensi kerja dan daya produktivitas para karyawan meningkat dan dengan demikian akan meningkatkan pula produksi perusahaan.
    5. Sebagai tindakan korektif pada lingkungan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews